"Blog ini saya buat dalam keadaan yang sesadar-sadarnya tanpa ada paksaan dari pihak manapun.. ..::ZAMAL MAULANA SIDIQ::.."

Anda adalah pengunjung ke...

Free Counters
Free Counters

FPPP Tak Setuju Rp 1,8 T Buat Bangun Gedung Baru DPR

expr:id='"post-" + data:post.id'>
INILAH.COM, Jakarta - Rencana Badan Anggaran DPR melakukan pembangunan gedung baru dengan perkiraan biaya mencapai Rp 1,8 Triliun, diprotes anggotanya sendiri.

Anggota Banggar dari FPPP, M Romahurmuzi mengungkapkan, usul anggaran Rp 250 miliar sebagai dana awal pembangunan akan diajukan pada sidang paripurna DPR Senin (3/4) mendatang. ''Di situ akan diputuskan apakah disetujui atau tidak,'' tuturnya.
Meski menyepakati pembangunan gedung baru, kata Romi, namun pihaknya tidak setuju total anggaran mencapai Rp 1,8 triliun. ''Saya juga baru mengetahui itu, kalau sampai Rp 1,8 triliun memang terlalu besar. Fraksi PPP pasti tidak akan menyetujui itu,'' katanya.

Dia mengakui, bangunan baru tersebut memang diproyeksikan untuk jangka panjang. Jadi, gedung itu dibangun dengan memperhitungkan penambahan jumlah anggota DPR seiring meningkatnya jumlah penduduk.

Romi menyebut, di negara demokrasi lain yang sudah maju, umumnya seorang anggota dewan mewakili sekitar 100 ribu penduduk. Di Indonesia saat ini, seorang anggota DPR rata-rata mewakili sekitar 250 ribu pemilih.

Selain itu, ruang setiap anggota memang didesain lebih besar, yakni 100 meter persegi. Sekarang luasnya tak lebih dari 40-50 meter persegi.

Selain untuk ruang anggota sendiri dan tamu, ruang tersebut didesain lebih besar guna mengantisipasi jumlah staf ahli setiap anggota yang direncanakan ditambah.

Dari sana, Romi lantas membuat hitungan kasar dengan asumsi gedung baru untuk menampung 560 anggota saja. Bila 100 meter persegi per anggota, akan dibangun gedung yang akumulasi luas totalnya mencapai 56 ribu meter persegi.

''Ditambah koridor yang biasanya 20 persen dari total luas lantai, akan diperoleh angka 67 ribu. Anggaplah sampai 70 ribu meter persegi,'' jelasnya.

Harga pasaran apartemen kelas moderat sekitar Rp 5 juta per meter. Maka, kalau Rp 5 juta dikali 70 ribu meter persegi, akan diperolah asumsi kebutuhan anggaran Rp 350 miliar.

''Bila Rp 350 miliar, tahun ini Rp 250 miliar, tahun depan tinggal nambah Rp 100 miliar lagi. Jadi, angka Rp 1,8 triliun itu belum pernah disosialisasikan. Kaget juga rencana total sampai Rp 1,8 triliun,'' kata Romi.

No comments:

Post a Comment