expr:id='"post-" + data:post.id'>
SEORANG kawan bercerita, keindahan Bukit Kayangan telah membuat politikus Amien Rais yang pernah mengunjunginya berdecak kagum. Berada di atas bukit setinggi 2.000 meter dari permukaan laut (dpl) tersebut pemandangan begitu menakjubkan sehingga membuat pikiran dipenuhi khayalan.
Di puncak bukit ini, kabut memang cepat datang, tapi juga bisa cepat hilang.
Kami pun jadi penasaran mendengar cerita itu. Berbekal papan lalu lintas penunjuk arah, kami kemudian melintasi Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi, yang masih lengang dan sejuk di pagi hari, akhir pekan lalu. Tidak sampai lima menit, kami melewati jalan Desa Sungai Jernih. Itulah jalur menuju Bukit Kayangan.
Jarak antara Kota Sungai Penuh dan Bukit Kayangan hanya sekitar 10 kilometer. Akan tetapi, kerusakan badan jalan yang terjadi pada sepanjang jalan menanjak tersebut membuat kendaraan yang kami tumpangi hanya mampu merayap menembus hutan pinus khas Kerinci yang dilengkapi dengan deretan tanaman anggrek tanah yang tengah berbunga putih keunguan.
”Jalan ini sebenarnya sudah diperbaiki dua tahun lalu. Tapi, hanya dalam waktu enam bulan, jalan sudah rusak lagi. Kontraktornya malah sekarang ditahan karena kasus dugaan korupsi pembangunan jalan ini,” kata Sofa, warga Sungai Penuh yang menemani perjalanan.
Menurut Sofa, masyarakat Sungai Penuh begitu bangga. Bukit Kayangan dianggap sebagai aset wisata andalan kota tersebut. Karena itulah, setiap ada tamu atau wisatawan berkunjung ke wilayah tersebut, Bukit Kayangan selalu ditawarkan untuk dikunjungi. Selain jaraknya yang dekat untuk ditempuh, karena berada di dalam kota, keindahan alam dari puncak bukit tersebut sudah diakui banyak orang.
Setelah melewati jalan rusak dan tikungan berliku, kami pun sampai di puncak Bukit Kayangan. Dari situ, pemandangan terlihat sangat luas dan jauh.
Keindahan panorama
Memandang ke arah barat akan tampak hamparan pohon-pohon besar nan rimbun, pada bukit-bukit yang merupakan gugusan Bukit Barisan. Pada sejumlah bagian puncak bukit, hamparan pinus juga menarik untuk dinikmati.
Sementara itu, ke arah timur, tampak hamparan Kota Sungai Penuh yang dipadati permukiman. Kami pun dapat melihat Danau Kerinci dari kejauhan.
Di puncak bukit yang penuh dengan keindahan, ditambah udara yang cukup dingin, membuat pikiran menjadi segar. Namun, keindahan itu tidak lama kami nikmati karena hanya selang lima menit kemudian kabut dengan cepatnya menutupi seluruh keindahan di bawah bukit.
Alhasil, foto yang bisa kami peroleh dari puncak bukit menjadi tidak memadai. ”Di puncak bukit ini, kabut memang cepat datang, tapi juga bisa cepat hilang,” jelas Sofa.
Faktor jalan rusak
Menurut salah seorang penduduk sekitar bukit, wisatawan yang berkunjung ke Bukit Kayangan umumnya adalah masyarakat lokal. Wisatawan asing pada beberapa waktu lalu memang banyak yang datang berkunjung ke kawasan itu, namun belakangan ini jumlahnya makin menurun. Mereka memperkirakan penurunan jumlah wisatawan asing tersebut disebabkan kondisi jalan yang rusak menuju Kerinci, baik dari arah Jambi maupun dari Pesisir Selatan.
Selain itu, Bukit Kayangan belum dilengkapi dengan fasilitas umum, seperti mandi, cuci dan kakus (MCK) yang memadai. Tidak ada pula penginapan di bukit itu. Padahal, peluang bagi wisatawan untuk menginap sangat tinggi, mengingat keindahan alam dari puncak bukit bisa membuat orang betah dan ingin lebih lama berada di kawasan wisata tersebut.
Meski begitu, masyarakat setempat tetap menyambut setiap wisatawan dengan gembira. Pada hari libur, misalnya, warga selalu menyediakan penganan ringan dan minuman untuk dijual di sekitar bukit. (Irma Tambunan)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment