"Blog ini saya buat dalam keadaan yang sesadar-sadarnya tanpa ada paksaan dari pihak manapun.. ..::ZAMAL MAULANA SIDIQ::.."

Anda adalah pengunjung ke...

Free Counters
Free Counters

Topologi Jaringan LAN (Local Area Network)

expr:id='"post-" + data:post.id'>

Ada banyak pengertian tentang Topologi Jaringan LAN ini, tapi saya disini mendifenisikan bahwa Topologi Jaringan adalah susunan lintasan aliran data didalam jaringan yang secara fisik mengswitchungkan simpul yang satu dengan simpul lainnya. Berikut ini adalah beberapa topologi jaringan yang ada dan dipakai hingga saat ini, yaitu:

Topologi Star

Beberapa simpul/node yang diswitchungkan dengan simpul pusat/host, yang membentuk jaringan fisik seperti bintang, semua komunikasi ditangani langsung dan dikelola oleh host yang berupa mainframe komputer seperti Switch hub.
Topologi star digunakan dalam jaringan yang padat, ketika endpoint dapat dicapai langsung dari lokasi pusat, kebutuhan untuk perluasan jaringan, dan membutuhkan kehandalan yang tinggi. Topologi ini merupakan susunan yang menggunakan lebih banyak kabel daripada bus dan karena semua komputer dan perangkat terhubung ke central point. Jadi bila ada salah satu komputer atau perangkat yang mengalami kerusakan maka tidak akan mempengaruhi yang jaringan yang lainnya.


berikut ini gambar topologi star sebagai gambaran.



Topologi Hierarkis

Berbentuk seperti pohon bercabang yang terditi dari komputer induk (host) yang diswitchungkan dengan simpul atau node lain secara berjenjang, jenjang yang lebih tinggi berfungsi sebagai pengetur kerja jenjang dibawahnya, biasanya topologi ini digunakan oleh perusahaan besar atau lembaga besar yang mempunyai beberapa cabang daerah, sehingga data dari pusat bisa didistribusikan ke cabang atau sebaliknya.

berikut ini gambar topologi Hierarkis sebagai gambaran.



Topologi Bus

Beberapa simpul/node diswitchungkan dengan jalur data (bus). Masing2 node dapat melakukan tugas-tugas dan operasi yang berbeda namun semua mempunyai hierarki yang sama.
Topologi ini biasanya menggunakan kabel Coaxial, yang sekarang sudah sangat jarang digunakan atau di implementasikan.

berikut ini gambar topologi Bus sebagai gambaran.


Topologi Ring

Di dalam topologi Ring semua workstation dan server dihubungkan sehingga terbentuk suatu pola lingkaran atau cincin. Tiap workstation ataupun server akan menerima dan melewatkan informasi dari satu komputer ke komputer lain, bila alamat- alamat yang dimaksud sesuai maka informasi diterima dan bila tidak informasi akan dilewatkan. Kelemahan dari topologi ini adalah setiap node dalam jaringan akan selalu ikut serta mengelola informasi yang dilewatkan dalam jaringan, sehingga bila terdapat gangguan di suatu node maka seluruh jaringan akan terganggu. Keunggulan topologi Ring adalah tidak terjadinya collision atau tabrakan pengiriman data seperti pada topologi Bus, karena hanya satu node dapat mengirimkan data pada suatu saat, dan yang lainnya menggu hingga pengiriman data selesai.

berikut ini gambar topologi Bus sebagai gambaran.


Baca Selengkapnya...

Jaringan Islam Liberal

expr:id='"post-" + data:post.id'>

Jaringan Islam Liberal adalah forum intelektual terbuka yang mendiskusikan dan menyebarkan liberalisme Islam di Indonesia. Forum ini bersekretariat di Teater Utan Kayu, Jalan Utan Kayu no. 68 H, Jakarta, sebidang tanah milik jurnalis dan intelektual senior Goenawan Mohammad.

Tentang Jaringan Islam Liberal

1. Apa itu Islam liberal?

Islam Liberal adalah suatu bentuk penafsiran tertentu atas Islam dengan landasan sebagai berikut:

a. Membuka pintu ijtihad pada semua dimensi Islam.

Islam Liberal percaya bahwa ijtihad atau penalaran rasional atas teks-teks keislaman adalah prinsip utama yang memungkinkan Islam terus bisa bertahan dalam segala cuaca. Penutupan pintu ijtihad, baik secara terbatas atau secara keseluruhan, adalah ancaman atas Islam itu sendiri, sebab dengan demikian Islam akan mengalami pembusukan. Islam Liberal percaya bahwa ijtihad bisa diselenggarakan dalam semua segi, baik segi muamalat (interaksi sosial), ubudiyyat (ritual), dan ilahiyyat (teologi).

b. Mengutamakan semangat religio etik, bukan makna literal teks.

Ijtihad yang dikembangkan oleh Islam Liberal bukanlah upaya menafsirkan Islam berdasarkan Qur’an dan Sunnah Nabi, yang konservatif, melainkan berdasarkan semangat protestan, dengan penafsiran yang berdasarkan semangat religio-etik, Islam akan hidup dan berkembang secara kreatif menjadi bagian dari peradaban kemanusiaan universal.

c. Mempercayai kebenaran yang relatif, terbuka dan plural.

Islam Liberal mendasarkan diri pada gagasan tentang kebenaran (dalam penafsiran keagamaan) sebagai sesuatu yang relatif, sebab sebuah penafsiran adalah kegiatan manusiawi yang terkungkung oleh konteks tertentu; terbuka, sebab setiap bentuk penafsiran mengandung kemungkinan salah, selain kemungkinan benar; plural, sebab penafsiran keagamaan, dalam satu dan lain cara, adalah cerminan dari kebutuhan seorang penafsir di suatu masa dan ruang yang terus berubah-ubah.

d. Memihak pada yang minoritas dan tertindas.

Islam Liberal berpijak pada penafsiran Islam yang hanya memihak kepada kaum minoritas yang tertindas dan dipinggirkan. Setiap struktur sosial-politik yang mengawetkan praktek ketidakadilan atas yang minoritas adalah berlawanan dengan semangat Islam. Minoritas di sini dipahami dalam maknanya yang luas, mencakup minoritas agama, etnik, ras, jender, budaya, politik, dan ekonomi.

e. Meyakini kebebasan beragama.

Islam Liberal meyakini bahwa urusan beragama dan tidak beragama adalah hak perorangan yang harus dihargai dan dilindungi. Islam Liberal tidak membenarkan hukuman (persekusi) atas dasar suatu pendapat atau kepercayaan.

f. Memisahkan otoritas duniawi dan ukhrawi, otoritas keagamaan dan politik.

Islam Liberal yakin bahwa kekuasaan keagamaan dan politik harus dipisahkan. Islam Liberal menentang negara Islam (teokrasi). Islam Liberal yakin bahwa bentuk negara bagi kehidupan agama dan politik adalah negara yang memisahkan kedua wewenang tersebut. Agama adalah sumber inspirasi yang dapat mempengaruhi kebijakan publik, tetapi agama tidak punya hak suci untuk menentukan segala bentuk kebijakan publik. Agama berada di ruang privat, dan urusan publik harus diselenggarakan melalui proses konsensus.

2. Mengapa disebut Islam Liberal?

Nama “Islam liberal” menggambarkan prinsip-prinsip yang kami anut, yaitu Islam yang menekankan kebebasan pribadi dan pembebasan dari struktur sosial-politik yang menindas. “Liberal” di sini bermakna dua:

kebebasan dan pembebasan. Kami percaya bahwa Islam selalu dilekati kata sifat, sebab pada kenyataannya Islam ditafsirkan secara berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan penafsirnya. Kami memilih satu jenis tafsir, dan dengan demikian satu kata sifat terhadap Islam, yaitu “liberal”. Untuk mewujudkan Islam Liberal, kami membentuk Jaringan Islam Liberal (JIL).

3. Mengapa Jaringan Islam Liberal?

Tujuan utama kami adalah menyebarkan gagasan Liberalisme seluas-luasnya kepada masyarakat. Untuk itu kami memilih bentuk jaringan, bukan organisasi kemasyarakatan, maupun partai politik. JIL adalah wadah yang longgar untuk siapapun yang memiliki aspirasi dan kepedulian terhadap gagasan Islam Liberal.

4. Apa misi JIL?

Pertama, mengembangkan penafsiran Islam yang liberal sesuai dengan prinsip-prinsip yang kami anut, serta menyebarkannya kepada seluas mungkin khalayak.

Kedua, mengusahakan terbukanya ruang dialog yang bebas dari tekanan konservatisme. Kami yakin, terbukanya ruang dialog akan memekarkan pemikiran dan gerakan Islam yang sehat.

Ketiga, mengupayakan terciptanya struktur sosial dan politik yang adil dan manusiawi.
[sunting] Bahaya Laten Jaringan Islam Liberal (JIL)

Islam Liberal merupakan sebuah pemikiran yang menyuarakan liberalisasi atau kebebasan dalam ber-Islam. Mereka senengnya melontarkan pemikiran-pemikiran yang nyeleneh terhadap otentisitas al-Qur’an dan As-Sunnah. Pola pikir mereka adalah pola pikir yang bebas dalam mengemukakan pendapat, bebas berbuat apapun terhadap syariat yang sudah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya, bebas yang tidak ada batasnya. Kebebasan tersebut bagian manifestasi pola pikir dari ideologi peradaban barat yang mereka elu-elukan. Dengan kata lain "Islam Liberal" adalah peradaban Barat yang diartikulasikan dengan bahasa dan idiom-idiom keislaman.

Di Indonesia organisasi Islam Liberal bernama JIL alias Jaringan Islam Liberal. Dalam organisasi ini, tokoh-tokoh JIL sering berceloteh di media ataupun forum-forum diskusi dalam mengkritisi hukum-hukum Islam yang bersumber pada al-Qur’an dan As-Sunnah. Menurut kami Islam Liberal seperti ideologinya agama kristen protestan. Kenapa demikian? karena menurut sejarah lahirnya kristen protestan dikarenakan banyaknya ummat nasrani yang memprotes atas perintah ataupun dogma-dogma gereja yang mengikat kepada ummatnya. Bagi mereka Islam bukanlah solusi atas permasalahan ummat (seperti kembali kepada al-Qur’an dan As-Sunnah). Hukum Islam yang terdapat pada al-Qur’an, As-Sunnah, Ijma' dan Qiyas bagi mereka adalah bukan ketetapan hukum yang baku.

Bagi mereka pola pikir yang nyeleneh terhadap hukum Islam merupakan sikap pencerahan atas kebebasan dalam menjalankan islam itu sendiri untuk menjadikan pembenaran atas sikap2nya itu. Kebenaran menurut versi orang Islam Liberal adalah tidak mutlak atau mengikat, kebenaran harus di dasari dengan semangat pembaharuan dan di sesuaikan dengan era kekinian. Pemikiran2 Islam Liberal selalu menjadi kontroversial bagi yang pernah membaca ataupun mendengarnya. Contoh hal mengenai toleransi terhadap ummat beragama lain dengan membuat fiqih lintas agama, kemudian masalah pluralisme, masalah sempalan ataupun aliran2 Islam (yang dikatakan sesat oleh MUI), dsb membuat ummat semakin dilunturkan pemahaman dan aqidahnya oleh mereka (Islam Liberal, pen).

Inti dari dasar pemikiran kaum Islam Liberal adalah metode penafsiran terhadap sumber-sumber hukum Islam (al-Qur’an, Hadits, Ijma', Qiyas) yang harus di intepretasikan secara kritis, bahasa lainnya adalah hermeneutika. Menurut Agusti Anwar dalam judul weblognya Hermeneutika kaum liberal, hermeneutika bukan pendekatan baru. Metode analisis yang namanya dinisbatkan pada hemeneus, dewa penafsiran Yunani, telah dipakai sejak lama oleh intelektual kristen untuk memporak-porandakan kitab sucinya. Untuk kasus Islam Liberal pun tak jauh beda, mereka menggunakan metode analisis tersebut untuk mengkritisi sumber hukum Islam dalam rangka menghancurkan Islam sebagai agenda terselubungnya. Menurut mereka, menafsirkan firman Allah dalam al-Qur’an dengan metode hermenetika merupakan cara yang modern dalam memahami firman Allah karena mudah dimengerti oleh ummat manusia. Rasulullah bersabda: “Dan barangsiapa yang berbicara tentang (menafsirkan) al-Qur’an dengan pikirannya semata, maka persilahkan menempati tempat duduknya di neraka” (HR.Tirmizi). Dalam riwayat lain, “Barangsiapa yang berbicara tentang (menafsirkan) al-Qur’an dengan pikirannya semata, kalaupun (kebetulan) benar itupun dianggap salah“ (HR.Tirmizi). Shahabat nabi ataupun ulama tabi’in aja selalu berhati-hati dalam menafsirkan al-Qur’an dan tidak berani menafsirkannya selagi tidak mengetahui ilmunya, namun yang dilakukan orang Islam Liberal adalah sebaliknya, dia menafsirkan ayat sesuai dengan hawa nafsunya.

Musuh utama mereka adalah orang-orang yang kontra dengan pola pemikirannya. Mereka menganggap orang-orang yang menjalankan syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari adalah orang-orang fundamentalis dan menganggap orang-orang fundamentalis tersebut konservatif, kolot, kaku, saklek, garis keras, dsb. Orang-orang fundamentalis yang sering disebut2 oleh kader JIL adalah orang-orang PKS, HTI, MMI, MUI, FPI, Salafi, Wahabi, Forum Umat Islam (FUI), PERSIS, Muhammadiyah, Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII), Harakah Sunniyah Untuk Masyarakat Islami (HASMI), dsb. Menurut orang-orang JIL, para fundamentalis selalu mencap JIL sesat dan menyesatkan, namun bagi mereka hal tersebut bukan dianggap sesat karena dalam pemikiran selalu berbeda pendapat itu dianggap biasa dan bagaimana kita mendiskusikannya seperti yang dinyatakan oleh Hamid Basyaib (tokoh JIL). Akhirnya, orang yang menentang dengan orang pendukung hermeneutika sering mengalami benturan perdebatan-perdebatan dialogis yang tidak ada ujung pangkalnya, bahkan terkesan antagonistik.

Padahal Allah sudah menyatakan bahwa Dia adalah Yang Maha Benar dalam surat Al-Baqarah:147: “Kebenaran itu adalah dari Robbmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.” Inilah kebenaran yang bersifat absolut , hakiki, baku dan tidak relatif. Apa-apa yang disyariatkan oleh Allah pasti benar dan adil, kendati kebanyakan manusia menolak dan menentangnya. Maka tidak layak bagi seorang muslim untuk mencari pilihan lain setelah datangnya aturan-aturan dari Allah dan Rasul-Nya: “Tidaklah patut bagi laku-laki mukmin dan tidak (pula) bagi wanita mukmin, jika Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Siapa saja mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata” (QS.Al-Ahzab:36).

Salah satu kekonyolan mereka (JIL) adalah menjawab tantangan Allah untuk membuat al-Qur’an edisi revisi oleh Taufik Adnan Amal yang ingin membuat al-Qur’an edisi kritis: “Dan jika kamu tetap dalam keraguan tentang al-Qur’an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat saja yang semisal al-Qur’an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu tidak dapat membuatnya dan pasti kamu tidak akan dapat membuatnya, peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang yang kafir” (QS.Al-baqaroh:23-24). Bahkan pada artikelnya Lutfi Syaukani dalam web Islam Liberal tidak meyakini bahwa al-Qur’an yang kita baca sehari-hari adalah al-Qur’an yang diturunkan Allah kepada Nabi. Disamping mereka berusaha mengubah nash al-Qur’an, sebagian dari mereka untuk menghujat ayat2 yang terdapat didalamnya. Simak saja ucapan Ulil Abshar Abdalla ketika membaca firman Allah, “Hai orang-orang yang beriman masuklah kalian ke dalam Islam secarah kaffah” (QS.Al-Baqarah:208). Dia (Ulil) mengatakan, “Menurut saya, beragama secara kaffah itu tidak sehat dilihat dari pelbagai segi, beragama yang sehat adalah beragama yang tidak kaffah.” Ucapan yang dikatakan ulil adalah arogan dan sombong karena dia sudah terang-terangan membangkang atas perintah Allah dalam firman-Nya, “Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang mereka dilarang mengerjakannya, Kami katakan kepadanya: Jadilah kamu kera yang hina.” (Al-A’raaf: 166)

Semoga saja artikel ini dapat menjadi pemikiran kita bersama dalam rangka pengokohan aqidah Islam kita supaya otaknya tidak tercuci oleh pemikiran dari Islam Liberal, karena pemikiran Islam Liberal itu berbahaya.

Waullahu’alam bii shawab.
Baca Selengkapnya...

Jaringan Internet

expr:id='"post-" + data:post.id'>

Internet adalah jaringan komputer yang bisa dikategorikan sebagai WAN, menghubungkan berjuta komputer diseluruh dunia, tanpa batas negara, dimana setiap orang yang memiliki komputer dapat bergabung ke dalam jaringan ini hanya dengan melakukan koneksi ke penyedia layanan internet (internet service provider / ISP) seperti Telkom Speedy, atau IndosatNet. Internet dapat diterjemahkan sebagai international networking (jaringan internasional), karena menghubungkan komputer secara internasional, atau sebagai internetworking (jaringan antar jaringan) karena menghubungkan berjuta jaringan diseluruh dunia.

Internet dimulai ketika Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Department of Defense USA) membangun sebuah jaringan komputer di tahun 1969, yang diberi nama ARPANET (Advanced Research Project Agency NETwork) dengan tujuan untuk menghubungkan beberapa komputer yang berada dibeberapa universitas melakukan riset militer, terutama untuk membangun jaringan komunikasi komputer yang mampu bertahan terhadap serangan nuklir. Jaringan ini berkembang terus, semakin banyak komputer yang terlibat, dan riset disisi pengembangan perangkat lunak juga berkembang. Pada bulan Mei tahun 1974, Vinton G.Cerf dari Stanford University dan Robert E.Kahn dari Departemen Pertahanan USA, mempublikasi sebuah paper di IEEE Transaction on Communication berjudul “A Protocol for Packet Network Intercommunication”, konsep ini kemudian populer sebagai protokol TCP/IP, ketika ARPANET meng-adopsi protokol menjadi protokol standard untuk ARPANET pada tahun 1983. Pihak universitas terutama University of California at Berkeley kemudian membangun sistem operasi Berkeley Software Distribution Unix) atau BSD UNIX (dikenal dengan nama Free BSD Unix) dan pihak departemen pertahanan membiayai Bolt Baranek dan Newman (BBN) untuk meng-implementasi protokol TCP/IP pada BSD Unix untuk diterapkan pada ARPANET, dengan demikian cikal-bakal internet terbentuk.

Pada penghujung tahun 1983, jaringan ARPANET dibagi dua menjadi DARPANET (Defence ARPANET) dan MILNET (MILitary NETwork). Pada tahun 1985 dibentuklah jaringan NFSNET (National Science Foundation NETwork) untuk menghubungkan supercomputer yang ada diberbagai universitas di Amerika dan disambungkan dengan ARPANET. Jaringan NSFNET dikembangkan terus oleh periset perguruan tinggi. Pada tahun 1988 jaringan backbone internet ini hanya berkapasitas 56 Kbps. Walaupun pada tahun 1990 secara resmi ARPANET ditutup, namun jaringan internet yang telah terbentuk diteruskan oleh pihak universitas di Amerika dan memasukkan jaringan universitas di benua Amerika (Kanada dan Amerika Selatan) serta jaringan di Eropa menjadi bagian dari internet. Pada tahun 1992 jaringan backbone ditingkatkan ke T3 dengan kecepatan 45 Mbps, dan disekitar tahun 1995 ditingkatkan lagi menjadi OC-3 pada kecepatan 155 Mbps. Kini backbone internet berkecepatan tinggi dalam order Gbps.

Topologi internet pada dasarnya adalah mesh-topology, menghubungkan banyak jenis jaringan melalui sistem packet-switching, kalaupun bisa dikatakan yang menjadi pusat-nya adalah beberapa NAP (Network Access Point) yang ada di San Fransisco (Pacific Bell), di Chicago (Ameritech), New Jersey (Sprint), dan Merit Access Exchange (MAE) di San Fransisco (MAE West) dan Washington, D.C (MAE East) yang ditangani oleh MFS Datanet.

Walaupun tidak ada organisasi yang memiliki internet, namun ada banyak organisasi yang memelihara jaringan ini melalui penetapan standarisasi protokol, aturan-aturan, serta metoda akses. Internet Engineering Task Force (IETF) menangani masalah-masalah teknis yang timbul di internet, seperti masalah pada protokol, arsitektur dan pengoperasian internet. Internet Research Task Force (IRTF) menangani riset teknis, seperti sistem pengalamatan dan rekayasa lainnya. Internet Assigned Numbers Authority (IANA) mengatur pembagian alamat IP (IP#) ke berbagai negara dan organisasi. Internet Society (ISOC) menangani masalah administrasi dan struktur organisasi internet.

Badan usaha komersil kemudian menyediakan layanan akses dengan menyediakan koneksi dari komputer pengguna ke internet, dan badan ini disebut sebagai penyedia akses internet atau ISP. Beberapa ISP terkenal di dunia adalah America On Line (AOL), Australia OnLine, CompuServe, GEnie, dan Prodigy. Di Indonesia ada TelkomNet, IndosatNet, Wasantara Net, InterNux, dan sebagainya. ISP menyediakan koneksi dial-up melalui modem-telepon, koneksi wireless melalui antena WLAN, atau koneksi ADSL melalui telepon. Protokol koneksi yang digunakan adalah SLIP (Serial Line Interface Protocol) atau PPP (Point-to-Point Protocol), dimana koneksi SLIP biasanya lebih lambat dari PPP.
GAMBAR: Koneksi ke Internet

GAMBAR: Koneksi ke Internet

Secara logis jaringan internet dibagi kedalam beberapa domain, yang menurut standar IPv4 (Internet Protocol version 4) di-identifikasi melalui nomer IP 32 bit atau 4 angka biner yang dipisahkan dengan titik (seperti 192.168.10.25). Tipe domain standar antara lain:

* .com = organisasi komersil
* .edu = institusi pendidikan di Amerika
* .ac = institusi akademik
* .gov = institusi pemerintah
* .mil = organisasi militer
* .net = penyedia akses jaringan
* .org = organisasi non-profit

Disamping itu domain juga dibagi berdasarkan negara, misalnya:

* .au = Australia
* .ca = Kanada
* .id = Indonesia
* .jp = Jepang
* .my = Malaysia
* .sw = Swedia
* .th = Thailand

Sebagai contoh Universitas Islam Negeri Alauddin memiliki alamat uin-alauddin.ac.id sebagai salah satu institusi akademik di Indonesia, sebagai penyedia akses jaringan, Indosat memiliki kode alamat indosat.net.id, dan sebagainya.
Baca Selengkapnya...

Sejarah Internet Indonesia

expr:id='"post-" + data:post.id'>

Sejarah internet Indonesia dimulai pada awal tahun 1990-an. Saat itu jaringan internet di Indonesia lebih dikenal sebagai paguyuban network, dimana semangat kerjasama, kekeluargaan & gotong royong sangat hangat dan terasa diantara para pelakunya. Agak berbeda dengan suasana Internet Indonesia pada perkembangannya kemudian yang terasa lebih komersial dan individual di sebagian aktivitasnya, terutama yang melibatkan perdagangan Internet.

Sejak 1988, ada pengguna awal Internet di Indonesia yang memanfaatkan CIX (Inggris) dan Compuserve (AS) untuk mengakses internet.
Awal Internet Indonesia

Berdasarkan catatan whois ARIN dan APNIC, protokol Internet (IP) pertama dari Indonesia, UI-NETLAB (192.41.206/24) didaftarkan oleh Universitas Indonesia pada 24 Juni 1988. RMS Ibrahim, Suryono Adisoemarta, Muhammad Ihsan, Robby Soebiakto, Putu, Firman Siregar, Adi Indrayanto, dan Onno W. Purbo merupakan beberapa nama-nama legendaris di awal pembangunan Internet Indonesia di tahun 1992 hingga 1994. Masing-masing personal telah mengontribusikan keahlian dan dedikasinya dalam membangun cuplikan-cuplikan sejarah jaringan komputer di Indonesia.

Tulisan-tulisan tentang keberadaan jaringan Internet di Indonesia dapat dilihat di beberapa artikel di media cetak seperti KOMPAS berjudul "Jaringan komputer biaya murah menggunakan radio"[1] di bulan November 1990. Juga beberapa artikel pendek di Majalah Elektron Himpunan Mahasiswa Elektro ITB di tahun 1989.
Internet Service Provider Indonesia

Di sekitar tahun 1994 mulai beroperasi IndoNet yang dipimpin oleh Sanjaya. IndoNet merupakan ISP komersial pertama Indonesia. Pada waktu itu pihak POSTEL belum mengetahui tentang celah-celah bisnis Internet & masih sedikit sekali pengguna Internet di Indonesia. Sambungan awal ke Internet dilakukan menggunakan dial-up oleh IndoNet, sebuah langkah yang cukup nekat barangkali. Lokasi IndoNet masih di daerah Rawamangun di kompleks dosen UI, kebetulan ayah Sanjaya adalah dosen UI. Akses awal di IndoNet mula-mula memakai mode teks dengan shell account, browser lynx dan email client pine pada server AIX.

Mulai 1995 beberapa BBS di Indonesia seperti Clarissa menyediakan jasa akses Telnet ke luar negeri. Dengan memakai remote browser Lynx di AS, maka pemakai Internet di Indonesia bisa akses Internet (HTTP).

Perkembangan terakhir yang perlu diperhitungkan adalah trend ke arah e-commerce dan warung internet yang satu & lainnya saling menunjang membuahkan masyarakat Indonesia yang lebih solid di dunia informasi. Rekan-rekan e-commerce membangun komunitasnya di beberapa mailing list utama seperti warta-e-commerce@egroups.com, mastel-e-commerce@egroups.com, e-commerce@itb.ac.id & i2bc@egroups.com.
Cuplikan-cuplikan Perjuangan IT & Internet Indonesia

Cuplikan dan catatan sejarah perjuangan Internet Indonesia dapat di baca di WikiBook Sejarah Internet Indonesia [2]di dalam internet kita dapat menemukan banyak sekali hal-hal yang bermanfaat seperti info-info tentang pelajaran dan lain sebagainya
Pengguna Awal Internet Lewat CIX dan Compuserve

Sejak 1988, CIX (Inggris) menawarkan jasa E-mail dan Newsgroup. Belakangan menawarkan jasa akses HTTP dan FTP. Beberapa pengguna Internet memakai modem 1200 bps dan saluran telpon Internasional yang sangat mahal untuk mengakses Internet. Sejak 1989 Compuserve (AS) juga menawarkan jasa E-mail dan belakangan Newsgroup, HTTP/FTP. Beberapa pengguna Compuserve memakai modem yang dihubungkan dengan Gateway Infonet yang terletak di Jakarta. Biaya akses Compuserve masih mahal, tetapi jauh lebih murah dari CIX.
Baca Selengkapnya...