expr:id='"post-" + data:post.id'>
Suasana saat ujian nasional berlangsung. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO Interaktif, Jakarta - Tingkat kelulusan peserta ujian nasional di tingkat sekolah menengah atas dan sederajat pada tahun ini tercatat mencapai 89,88 persen dari jumlah total peserta 1.522.162 siswa. Dengan pencapaian itu, berarti terjadi penurunan tingkat kelulusan hingga 3,86 persen dibanding pada tahun lalu, sebesar 93,74 persen.
"Angka ini adalah mereka yang mencapai kriteria rata-rata nilai di atas 5,5. Pada ujian nasional tahun ini, ada 24 mata pelajaran," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional Mansyur Ramly, kemarin.
Namun Menteri Pendidikan Nasional M. Nuh menolak menyebutkan bahwa hasil ujian nasional ini merupakan kepastian bagi kelulusan para siswa pesertanya. "Saya tidak mau menggunakan kata lulus atau tidak lulus, tapi saya sebut mengulang atau tidak mengulang," kata Menteri Nuh dalam konferensi pers pada Jumat lalu. "Karena penentu kelulusan ada di tingkat sekolah."
Dengan demikian, menurut Menteri Nuh, terdapat 154.079 siswa yang harus mengulang ujian nasional karena tak lolos pada ujian yang dilaksanakan pada 22-26 Maret lalu. Rencananya, ujian ulangan itu akan dilakukan pada 10-14 Mei mendatang.
Mansyur menambahkan, biasanya tingkat kelulusan itu akan lebih baik setelah ujian ulangan dilaksanakan. "Berdasarkan perkiraan, saya optimistis (angkanya) bisa di atas 90 persen," kata dia.
Seluruh hasil ujian nasional itu akan diumumkan serentak di seluruh Indonesia pada hari ini. "Melalui papan pengumuman, melalui pos langsung ke orang tua, dan media lainnya. Terserah kebijakan sekolah itu sendiri," ujar Mansyur.
Menurut Menteri Nuh, salah satu faktor turunnya tingkat kelulusan ujian nasional adalah pengawasan yang lebih ketat. "Ini bisa menunjukkan bahwa komitmen pendidikan seharusnya adalah kejujuran," ujarnya.
Dari data yang dihimpun Kementerian Pendidikan, persentase terbesar dari peserta ujian yang harus mengulang berada di wilayah Nusa Tenggara Timur, yakni sebanyak 52,08 persen. Berikutnya adalah Gorontalo (46,22 persen), lalu Maluku Utara (41,16 persen).
Meskipun secara persentase tingkat kelulusan tahun ini menurun, Menteri Nuh menjelaskan, angka rata-rata nilai ujian nasional meningkat dibanding pada tahun lalu. "Nilai rata-rata meningkat dari 7,25 menjadi 7,29 atau sebesar 0,04 persen," katanya.
Mengenai kriteria kelulusan siswa, penentuannya ada pada satuan pendidikan. Syarat kelulusan terdiri atas empat aspek, yaitu telah merampungkan seluruh program pendidikan, lulus aspek akhlak dan kepribadian, lulus mata pelajaran yang diujikan sekolah, serta lulus mata pelajaran yang diujikan melalui ujian nasional. "Untuk lulus UN, nilai minimal masing-masing mata pelajaran adalah 4,00 dan nilai rata-rata mata pelajaran harus lebih besar dari 5,5," tuturnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment