Install Server DHCP di Ubuntu
sudo apt-get install dhcp3-server
Peritah tersebut akan menginstall server DHCP di ubuntu, tidak repot kan.
Konfigurasi Server DHCP
Jika komputer ubuntu anda mempunyai 2 network card, anda pilih salah satu Network card yang digunakan untuk menerima permintaan Ip dari client, atau dalam satu LAN. kemudian anda buka file
sudo vi /etc/default/dhcp3-server
cari
INTERFACES=”"
ganti dengan
INTERFACES=”eth0″
simpan dan keluar
Metode Address Pool
langkah selanjutnya buka file
sudo vi /etc/dhcp3/dhcpd.conf
ganti konfigurasi seperti dibawah
subnet 192.168.0.0 netmask 255.255.255.0 {
range 192.168.0.100 192.168.0.200;
option domain-name-servers 202.188.0.133, 202.188.1.5;
option domain-name "warnet.my";
option routers 192.168.0.1;
option broadcast-address 192.168.0.255;
default-lease-time 600;
max-lease-time 7200;
}
simpan kemudian keluar.
Konfigurasi diatas berarti Server DHCP menyiapkan IP address antara 192.168.0.100-192.168.0.200, Gateway 192.168.0.1, DNS 202.188.0.133 dan 202.188.0.5
Metode MAC Address
Metode ini memberikan IP statik ke client berdasarkan MAC Addres dari network card client.
Buka file dhcp.conf
default-lease-time 600;
max-lease-time 7200;
option subnet-mask 255.255.255.0;
option broadcast-address 192.168.1.255;
option routers 192.168.1.254;
option domain-name-servers 192.168.1.1, 192.168.1.2;
option domain-name “yourdomainname.com”;
subnet 192.168.1.0 netmask 255.255.255.0 {
range 192.168.1.10 192.168.1.200;
}
host client1{
hardware ethernet 00:1b:63:ef:db:54;
fixed-address 192.168.1.20;
}
host client2{
hardware ethernet 00:0a:95:b4:d4:b0;
fixed-address 192.168.1.21;
}
host client3{
hardware ethernet 00:16:cb:aa:2a:cd;
fixed-address 192.168.1.22;
}
host client4{
hardware ethernet 00:0a:95:f5:8f:b3;
fixed-address 192.168.1.23;
}
Setelah selesai restart service DHCP.
sudo /etc/init.d/dhcp3-server restart
sudah selesai deh instalasi server DHCPnya.
Konfigurasi Klient DHCP
buka file intervace
sudo vi /etc/network/interfaces
Edit dan sesuaikan dengan ini
auto lo eth0
iface eth0 inet dhcp
iface lo inet loopback
Simpan kemudian keluar.
Kemudian restart networkingnya
sudo /etc/init.d/networking restart
Bagaimana mencari IP Addres DHCP Server
anda harus menjalankan beberapa perintah
sudo dhclient
or
tail -n 15 /var/lib/dhcp3/dhclient.*.leases
Baca Selengkapnya...
Install dan konfigurasi DHCP Server di ubuntu
expr:id='"post-" + data:post.id'>
Dynamic Host Configuration Protocol
expr:id='"post-" + data:post.id'>
DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) adalah protokol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan. Sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP harus memberikan alamat IP kepada semua komputer secara manual. Jika DHCP dipasang di jaringan lokal, maka semua komputer yang tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat IP secara otomatis dari server DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS server.
DHCP didefinisikan dalam RFC 2131 dan RFC 2132 yang dipublikasikan oleh Internet Engineering Task Force. DHCP merupakan ekstensi dari protokol Bootstrap Protocol (BOOTP).
Cara Kerja
Karena DHCP merupakan sebuah protokol yang menggunakan arsitektur client/server, maka dalam DHCP terdapat dua pihak yang terlibat, yakni DHCP Server dan DHCP Client.
• DHCP server merupakan sebuah mesin yang menjalankan layanan yang dapat "menyewakan" alamat IP dan informasi TCP/IP lainnya kepada semua klien yang memintanya. Beberapa sistem operasi jaringan seperti Windows NT Server, Windows 2000 Server, Windows Server 2003, atau GNU/Linux memiliki layanan seperti ini.
• DHCP client merupakan mesin klien yang menjalankan perangkat lunak klien DHCP yang memungkinkan mereka untuk dapat berkomunikasi dengan DHCP Server. Sebagian besar sistem operasi klien jaringan (Windows NT Workstation, Windows 2000 Professional, Windows XP, Windows Vista, atau GNU/Linux) memiliki perangkat lunak seperti ini.
DHCP server umumnya memiliki sekumpulan alamat yang diizinkan untuk didistribusikan kepada klien, yang disebut sebagai DHCP Pool. Setiap klien kemudian akan menyewa alamat IP dari DHCP Pool ini untuk waktu yang ditentukan oleh DHCP, biasanya hingga beberapa hari. Manakala waktu penyewaan alamat IP tersebut habis masanya, klien akan meminta kepada server untuk memberikan alamat IP yang baru atau memperpanjangnya.
DHCP Client akan mencoba untuk mendapatkan "penyewaan" alamat IP dari sebuah DHCP server dalam proses empat langkah berikut:
1. DHCPDISCOVER: DHCP client akan menyebarkan request secara broadcast untuk mencari DHCP Server yang aktif.
2. DHCPOFFER: Setelah DHCP Server mendengar broadcast dari DHCP Client, DHCP server kemudian menawarkan sebuah alamat kepada DHCP client.
3. DHCPREQUEST: Client meminta DCHP server untuk menyewakan alamat IP dari salah satu alamat yang tersedia dalam DHCP Pool pada DHCP Server yang bersangkutan.
4. DHCPACK: DHCP server akan merespons permintaan dari klien dengan mengirimkan paket acknowledgment. Kemudian, DHCP Server akan menetapkan sebuah alamat (dan konfigurasi TCP/IP lainnya) kepada klien, dan memperbarui basis data database miliknya. Klien selanjutnya akan memulai proses binding dengan tumpukan protokol TCP/IP dan karena telah memiliki alamat IP, klien pun dapat memulai komunikasi jaringan.
Empat tahap di atas hanya berlaku bagi klien yang belum memiliki alamat. Untuk klien yang sebelumnya pernah meminta alamat kepada DHCP server yang sama, hanya tahap 3 dan tahap 4 yang dilakukan, yakni tahap pembaruan alamat (address renewal), yang jelas lebih cepat prosesnya.
Berbeda dengan sistem DNS yang terdistribusi, DHCP bersifat stand-alone, sehingga jika dalam sebuah jaringan terdapat beberapa DHCP server, basis data alamat IP dalam sebuah DHCP Server tidak akan direplikasi ke DHCP server lainnya. Hal ini dapat menjadi masalah jika konfigurasi antara dua DHCP server tersebut berbenturan, karena protokol IP tidak mengizinkan dua host memiliki alamat yang sama.
Selain dapat menyediakan alamat dinamis kepada klien, DHCP Server juga dapat menetapkan sebuah alamat statik kepada klien, sehingga alamat klien akan tetap dari waktu ke waktu.
Catatan: DHCP server harus memiliki alamat IP yang statis.
DHCP Scope
DHCP Scope adalah alamat-alamat IP yang dapat disewakan kepada DHCP client. Ini juga dapat dikonfigurasikan oleh seorang administrator dengan menggunakan peralatan konfigurasi DHCP server. Biasanya, sebuah alamat IP disewakan dalam jangka waktu tertentu, yang disebut sebagai DHCP Lease, yang umumnya bernilai tiga hari. Informasi mengenai DHCP Scope dan alamat IP yang telah disewakan kemudian disimpan di dalam basis data DHCP dalam DHCP server. Nilai alamat-alamat IP yang dapat disewakan harus diambil dari DHCP Pool yang tersedia yang dialokasikan dalam jaringan. Kesalahan yang sering terjadi dalam konfigurasi DHCP Server adalah kesalahan dalam konfigurasi DHCP Scope.
DHCP Lease
DHCP Lease adalah batas waktu penyewaan alamat IP yang diberikan kepada DHCP client oleh DHCP Server. Umumnya, hal ini dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa oleh seorang administrator dengan menggunakan beberapa peralatan konfigurasi (dalam Windows NT Server dapat menggunakan DHCP Manager atau dalam Windows 2000 ke atas dapat menggunakan Microsoft Management Console [MMC]). DHCP Lease juga sering disebut sebagai Reservation.
DHCP Options
DHCP Options adalah tambahan pengaturan alamat IP yang diberikan oleh DHCP ke DHCP client. Ketika sebuah klien meminta alamat IP kepada server, server akan memberikan paling tidak sebuah alamat IP dan alamat subnet jaringan. DHCP server juga dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa agar memberikan tambahan informasi kepada klien, yang tentunya dapat dilakukan oleh seorang administrator. DHCP Options ini dapat diaplikasikan kepada semua klien, DHCP Scope tertentu, atau kepada sebuah host tertentu dalam jaringan.
Baca Selengkapnya...
DHCP didefinisikan dalam RFC 2131 dan RFC 2132 yang dipublikasikan oleh Internet Engineering Task Force. DHCP merupakan ekstensi dari protokol Bootstrap Protocol (BOOTP).
Cara Kerja
Karena DHCP merupakan sebuah protokol yang menggunakan arsitektur client/server, maka dalam DHCP terdapat dua pihak yang terlibat, yakni DHCP Server dan DHCP Client.
• DHCP server merupakan sebuah mesin yang menjalankan layanan yang dapat "menyewakan" alamat IP dan informasi TCP/IP lainnya kepada semua klien yang memintanya. Beberapa sistem operasi jaringan seperti Windows NT Server, Windows 2000 Server, Windows Server 2003, atau GNU/Linux memiliki layanan seperti ini.
• DHCP client merupakan mesin klien yang menjalankan perangkat lunak klien DHCP yang memungkinkan mereka untuk dapat berkomunikasi dengan DHCP Server. Sebagian besar sistem operasi klien jaringan (Windows NT Workstation, Windows 2000 Professional, Windows XP, Windows Vista, atau GNU/Linux) memiliki perangkat lunak seperti ini.
DHCP server umumnya memiliki sekumpulan alamat yang diizinkan untuk didistribusikan kepada klien, yang disebut sebagai DHCP Pool. Setiap klien kemudian akan menyewa alamat IP dari DHCP Pool ini untuk waktu yang ditentukan oleh DHCP, biasanya hingga beberapa hari. Manakala waktu penyewaan alamat IP tersebut habis masanya, klien akan meminta kepada server untuk memberikan alamat IP yang baru atau memperpanjangnya.
DHCP Client akan mencoba untuk mendapatkan "penyewaan" alamat IP dari sebuah DHCP server dalam proses empat langkah berikut:
1. DHCPDISCOVER: DHCP client akan menyebarkan request secara broadcast untuk mencari DHCP Server yang aktif.
2. DHCPOFFER: Setelah DHCP Server mendengar broadcast dari DHCP Client, DHCP server kemudian menawarkan sebuah alamat kepada DHCP client.
3. DHCPREQUEST: Client meminta DCHP server untuk menyewakan alamat IP dari salah satu alamat yang tersedia dalam DHCP Pool pada DHCP Server yang bersangkutan.
4. DHCPACK: DHCP server akan merespons permintaan dari klien dengan mengirimkan paket acknowledgment. Kemudian, DHCP Server akan menetapkan sebuah alamat (dan konfigurasi TCP/IP lainnya) kepada klien, dan memperbarui basis data database miliknya. Klien selanjutnya akan memulai proses binding dengan tumpukan protokol TCP/IP dan karena telah memiliki alamat IP, klien pun dapat memulai komunikasi jaringan.
Empat tahap di atas hanya berlaku bagi klien yang belum memiliki alamat. Untuk klien yang sebelumnya pernah meminta alamat kepada DHCP server yang sama, hanya tahap 3 dan tahap 4 yang dilakukan, yakni tahap pembaruan alamat (address renewal), yang jelas lebih cepat prosesnya.
Berbeda dengan sistem DNS yang terdistribusi, DHCP bersifat stand-alone, sehingga jika dalam sebuah jaringan terdapat beberapa DHCP server, basis data alamat IP dalam sebuah DHCP Server tidak akan direplikasi ke DHCP server lainnya. Hal ini dapat menjadi masalah jika konfigurasi antara dua DHCP server tersebut berbenturan, karena protokol IP tidak mengizinkan dua host memiliki alamat yang sama.
Selain dapat menyediakan alamat dinamis kepada klien, DHCP Server juga dapat menetapkan sebuah alamat statik kepada klien, sehingga alamat klien akan tetap dari waktu ke waktu.
Catatan: DHCP server harus memiliki alamat IP yang statis.
DHCP Scope
DHCP Scope adalah alamat-alamat IP yang dapat disewakan kepada DHCP client. Ini juga dapat dikonfigurasikan oleh seorang administrator dengan menggunakan peralatan konfigurasi DHCP server. Biasanya, sebuah alamat IP disewakan dalam jangka waktu tertentu, yang disebut sebagai DHCP Lease, yang umumnya bernilai tiga hari. Informasi mengenai DHCP Scope dan alamat IP yang telah disewakan kemudian disimpan di dalam basis data DHCP dalam DHCP server. Nilai alamat-alamat IP yang dapat disewakan harus diambil dari DHCP Pool yang tersedia yang dialokasikan dalam jaringan. Kesalahan yang sering terjadi dalam konfigurasi DHCP Server adalah kesalahan dalam konfigurasi DHCP Scope.
DHCP Lease
DHCP Lease adalah batas waktu penyewaan alamat IP yang diberikan kepada DHCP client oleh DHCP Server. Umumnya, hal ini dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa oleh seorang administrator dengan menggunakan beberapa peralatan konfigurasi (dalam Windows NT Server dapat menggunakan DHCP Manager atau dalam Windows 2000 ke atas dapat menggunakan Microsoft Management Console [MMC]). DHCP Lease juga sering disebut sebagai Reservation.
DHCP Options
DHCP Options adalah tambahan pengaturan alamat IP yang diberikan oleh DHCP ke DHCP client. Ketika sebuah klien meminta alamat IP kepada server, server akan memberikan paling tidak sebuah alamat IP dan alamat subnet jaringan. DHCP server juga dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa agar memberikan tambahan informasi kepada klien, yang tentunya dapat dilakukan oleh seorang administrator. DHCP Options ini dapat diaplikasikan kepada semua klien, DHCP Scope tertentu, atau kepada sebuah host tertentu dalam jaringan.
Sistem Penamaan Domain
expr:id='"post-" + data:post.id'>
DNS (Domain Name System, bahasa Indonesia: Sistem Penamaan Domain) adalah sebuah sistem yang menyimpan informasi tentang nama host maupun nama domain dalam bentuk basis data tersebar (distributed database) di dalam jaringan komputer, misalkan: Internet. DNS menyediakan alamat IP untuk setiap nama host dan mendata setiap server transmisi surat (mail exchange server) yang menerima surat elektronik (email) untuk setiap domain.
DNS menyediakan servis yang cukup penting untuk Internet, bilamana perangkat keras komputer dan jaringan bekerja dengan alamat IP untuk mengerjakan tugas seperti pengalamatan dan penjaluran (routing), manusia pada umumnya lebih memilih untuk menggunakan nama host dan nama domain, contohnya adalah penunjukan sumber universal (URL) dan alamat e-mail. DNS menghubungkan kebutuhan ini.
Sejarah singkat DNS
Penggunaan nama sebagai pengabstraksi alamat mesin di sebuah jaringan komputer yang lebih dikenal oleh manusia mengalahkan TCP/IP, dan kembali ke zaman ARPAnet. Dahulu, setiap komputer di jaringan komputer menggunakan file HOSTS.TXT dari SRI (sekarang SIR International), yang memetakan sebuah alamat ke sebuah nama (secara teknis, file ini masih ada - sebagian besar sistem operasi modern menggunakannya baik secara baku maupun melalui konfigurasi, dapat melihat Hosts file untuk menyamakan sebuah nama host menjadi sebuah alamat IP sebelum melakukan pencarian via DNS). Namun, sistem tersebut diatas mewarisi beberapa keterbatasan yang mencolok dari sisi prasyarat, setiap saat sebuah alamat komputer berubah, setiap sistem yang hendak berhubungan dengan komputer tersebut harus melakukan update terhadap file Hosts.
Dengan berkembangnya jaringan komputer, membutuhkan sistem yang bisa dikembangkan: sebuah sistem yang bisa mengganti alamat host hanya di satu tempat, host lain akan mempelajari perubaha tersebut secara dinamis. Inilah DNS.
Paul Mockapetris menemukan DNS di tahun 1983; spesifikasi asli muncul di RFC 882 dan 883. Tahun 1987, penerbitan RFC 1034 dan RFC 1035 membuat update terhadap spesifikasi DNS. Hal ini membuat RFC 882 dan RFC 883 tidak berlaku lagi. Beberapa RFC terkini telah memproposikan beberapa tambahan dari protokol inti DNS.
Teori bekerja DNS
Para Pemain Inti
Pengelola dari sistem DNS terdiri dari tiga komponen:
• DNS resolver, sebuah program klien yang berjalan di komputer pengguna, yang membuat permintaan DNS dari program aplikasi.
• recursive DNS server, yang melakukan pencarian melalui DNS sebagai tanggapan permintaan dari resolver, dan mengembalikan jawaban kepada para resolver tersebut;
dan ...
• authoritative DNS server yang memberikan jawaban terhadap permintaan dari recursor, baik dalam bentuk sebuah jawaban, maupun dalam bentuk delegasi (misalkan: mereferensikan ke authoritative DNS server lainnya)
Pengertian beberapa bagian dari nama domain
Sebuah nama domain biasanya terdiri dari dua bagian atau lebih (secara teknis disebut label), dipisahkan dengan titik.
• Label paling kanan menyatakan top-level domain - domain tingkat atas/tinggi (misalkan, alamat www.wikipedia.org memiliki top-level domain org).
• Setiap label di sebelah kirinya menyatakan sebuah sub-divisi atau subdomain dari domain yang lebih tinggi. Catatan: "subdomain" menyatakan ketergantungan relatif, bukan absolut. Contoh: wikipedia.org merupakan subdomain dari domain org, dan id.wikipedia.org dapat membentuk subdomain dari domain wikipedia.org (pada prakteknya, id.wikipedia.org sesungguhnya mewakili sebuah nama host - lihat dibawah). Secara teori, pembagian seperti ini dapat mencapai kedalaman 127 level, dan setiap label dapat terbentuk sampai dengan 63 karakter, selama total nama domain tidak melebihi panjang 255 karakter. Tetapi secara praktek, beberapa pendaftar nama domain (domain name registry) memiliki batas yang lebih sedikit.
• Terakhir, bagian paling kiri dari bagian nama domain (biasanya) menyatakan nama host. Sisa dari nama domain menyatakan cara untuk membangun jalur logis untuk informasi yang dibutuhkan; nama host adalah tujuan sebenarnya dari nama sistem yang dicari alamat IP-nya. Contoh: nama domain www.wikipedia.org memiliki nama host "www".
DNS memiliki kumpulan hirarki dari DNS servers. Setiap domain atau subdomain memiliki satu atau lebih authoritative DNS Servers (server DNS otorisatif) yang mempublikasikan informas tentang domain tersebut dan nama-nama server dari setiap domain di-"bawah"-nya. Pada puncak hirarki, terdapat root servers- induk server nama: server yang ditanyakan ketika mencari (menyelesaikan/resolving) dari sebuah nama domain tertinggi (top-level domain).
Sebuah contoh dari teori rekursif DNS
Sebuah contoh mungkin dapat memperjelas proses ini. Andaikan ada aplikasi yang memerlukan pencarian alamat IP dari www.wikipedia.org. Aplikasi tersebut bertanya ke DNS recursor lokal.
• Sebelum dimulai, recursor harus mengetahui dimana dapat menemukan root nameserver; administrator dari recursive DNS server secara manual mengatur (dan melakukan update secara berkala) sebuah file dengan nama root hints zone (panduan akar DNS) yang menyatakan alamat-alamt IP dari para server tersebut.
• Proses dimulai oleh recursor yang bertanya kepada para root server tersebut - misalkan: server dengan alamat IP "198.41.0.4" - pertanyaan "apakah alamat IP dari www.wikipedia.org?"
• Root server menjawab dengan sebuah delegasi, arti kasarnya: "Saya tidak tahu alamat IP dari www.wikipedia.org, tapi saya "tahu" bahwa server DNS di 204.74.112.1 memiliki informasi tentang domain org."
• Recursor DNS lokal kemudian bertanya kepada server DNS (yaitu: 204.74.112.1) pertanyaan yang sama seperti yang diberikan kepada root server. "apa alamat IP dari www.wikipedia.org?". (umumnya) akan didapatkan jawaban yang sejenis, "saya tidak tahu alamat dari www.wikipedia.org, tapi saya "tahu" bahwa server 207.142.131.234 memiliki informasi dari domain wikipedia.org."
• Akhirnya, pertanyaan beralih kepada server DNS ketiga (207.142.131.234), yang menjawab dengan alamat IP yang dibutuhkan.
Proses ini menggunakan pencarian rekursif (recursion / recursive searching).
Pengertian pendaftaran domain dan glue records
Membaca contoh diatas, Anda mungkin bertanya: "bagaimana caranya DNS server 204.74.112.1 tahu alamat IP mana yang diberikan untuk domain wikipedia.org?" Pada awal proses, kita mencatat bahwa sebuah DNS recursor memiliki alamat IP dari para root server yang (kurang-lebih) didata secara explisit (hard coded). Mirip dengan hal tersebut, server nama (name server) yang otoritatif untuk top-level domain mengalami perubahan yang jarang.
Namun, server nama yang memberikan jawaban otorisatif bagi nama domain yang umum mengalami perubahan yang cukup sering. Sebagai bagian dari proses pendaftaran sebuah nama domain (dan beberapa waktu sesudahnya), pendaftar memberikan pendaftaran dengan server nama yang akan mengotorisasikan nama domain tersebut; maka ketika mendaftar wikipedia.org, domain tersebut terhubung dengan server nama gunther.bomis.com dan zwinger.wikipedia.org di pendaftar .org. Kemudian, dari contoh di atas, ketika server dikenali sebagai 204.74.112.1 menerima sebuah permintaan, DNS server memindai daftar domain yang ada, mencari wikipedia.org, dan mengembalikan server nama yang terhubung dengan domain tersebut.
Biasanya, server nama muncul berdasarkan urutan nama, selain berdasarkan alamat IP. Hal ini menimbulkan string lain dari permintaan DNS untuk menyelesaikan nama dari server nama; ketika sebuah alamat IP dari server nama mendapatkan sebuah pendaftaran di zona induk, para programmer jaringan komputer menamakannya sebuah glue record (daftar lekat???)
DNS dalam praktek
Ketika sebuah aplikasi (misalkan web broswer), hendak mencari alamat IP dari sebuah nama domain, aplikasi tersebut tidak harus mengikuti seluruh langkah yang disebutkan dalam teori diatas. Kita akan melihat dulu konsep caching, lalu mengertikan operasi DNS di "dunia nyata".
Caching dan masa hidup (caching and time to live)
Karena jumlah permintaan yang besar dari sistem seperti DNS, perancang DNS menginginkan penyediaan mekanisme yang bisa mengurangi beban dari masing-masing server DNS. Rencana mekanisnya menyarankan bahwa ketika sebuah DNS resolver (klien) menerima sebuah jawaban DNS, informasi tersebut akan di cache untuk jangka waktu tertentu. Sebuah nilai (yang di-set oleh administrator dari server DNS yang memberikan jawaban) menyebutnya sebagai time to live (masa hidup), atau TTL yang mendefinisikan periode tersebut. Saat jawaban masuk ke dalam cache, resolver akan mengacu kepada jawaban yang disimpan di cache tersebut; hanya ketika TTL usai (atau saat administrator mengosongkan jawaban dari memori resolver secara manual) maka resolver menghubungi server DNS untuk informasi yang sama.
Waktu propagasi (propagation time)
Satu akibat penting dari arsitektur tersebar dan cache adalah perubahan kepada suatu DNS tidak selalu efektif secara langsung dalam skala besar/global. Contoh berikut mungkin akan menjelaskannya: Jika seorang administrator telah mengatur TTL selama 6 jam untuk host www.wikipedia.org, kemudian mengganti alamat IP dari www.wikipedia.org pada pk 12:01, administrator harus mempertimbangkan bahwa ada (paling tidak) satu individu yang menyimpan cache jawaban dengan nilai lama pada pk 12:00 yang tidak akan menghubungi server DNS sampai dengan pk 18:00. Periode antara pk 12:00 dan pk 18:00 dalam contoh ini disebut sebagai waktu propagasi (propagation time), yang bisa didefiniskan sebagai periode waktu yang berawal antara saat terjadi perubahan dari data DNS, dan berakhir sesudah waktu maksimum yang telah ditentukan oleh TTL berlalu. Ini akan mengarahkan kepada pertimbangan logis yang penting ketika membuat perubahan kepada DNS: tidak semua akan melihat hal yang sama seperti yang Anda lihat. RFC1537 dapat membantu penjelasan ini.
DNS di dunia nyata
Di dunia nyata, user tidak berhadapan langsung dengan DNS resolver - mereka berhadapan dengan program seperti web brower (Mozilla Firefox, Safari, Opera, Internet Explorer, Netscape, Konqueror dan lain-lain dan klien mail (Outlook Express, Mozilla Thunderbird dan lain-lain). Ketika user melakukan aktivitas yang meminta pencarian DNS (umumnya, nyaris semua aktivitas yang menggunakan Internet), program tersebut mengirimkan permintaan ke DNS Resolver yang ada di dalam sistem operasi.
DNS resolver akan selalu memiliki cache (lihat diatas) yang memiliki isi pencarian terakhir. Jika cache dapat memberikan jawaban kepada permintaan DNS, resolver akan menggunakan nilai yang ada di dalam cache kepada program yang memerlukan. Kalau cache tidak memiliki jawabannya, resolver akan mengirimkan permintaan ke server DNS tertentu. Untuk kebanyakan pengguna di rumah, Internet Service Provider(ISP) yang menghubungkan komputer tersebut biasanya akan menyediakan server DNS: pengguna tersebut akan mendata alamat server secara manual atau menggunakan DHCP untuk melakukan pendataan tersebut. Jika administrator sistem telah mengkonfigurasi sistem untuk menggunakan server DNS mereka sendiri, DNS resolver umumnya akan mengacu ke server nama mereka. Server nama ini akan mengikuti proses yang disebutkan di Teori DNS, baik mereka menemukan jawabannya maupun tidak. Hasil pencarian akan diberikan kepada DNS resolver; diasumsikan telah ditemukan jawaban, resolver akan menyimpan hasilnya di cache untuk penggunaan berikutnya, dan memberikan hasilnya kepada software yang meminta pencarian DNS tersebut.
Sebagai bagian akhir dari kerumitan ini, beberapa aplikasi seperti web browser juga memiliki DNS cache mereka sendiri, tujuannya adalah untuk mengurangi penggunaan referensi DNS resolver, yang akan meningkatkan kesulitan untuk melakukan debug DNS, yang menimbulkan kerancuan data yang lebih akurat. Cache seperti ini umumnya memiliki masa yang singkat dalam hitungan 1 menit.
Penerapan DNS lainnya
Sistem yang dijabarkan diatas memberikan skenario yang disederhanakan. DNS meliputi beberapa fungsi lainnya:
• Nama host dan alamat IP tidak berarti terhubung secara satu-banding-satu. Banyak nama host yang diwakili melalui alamat IP tunggal: gabungan dengan pengasuhan maya (virtual hosting), hal ini memungkinkan satu komputer untuk malayani beberapa situs web. Selain itu, sebuah nama host dapat mewakili beberapa alamat IP: ini akan membantu toleransi kesalahan (fault tolerance dan penyebaran beban (load distribution), juga membantu suatu situs berpindah dari satu lokasi fisik ke lokasi fisik lainnya secara mudah.
• Ada cukup banyak kegunaan DNS selain menerjemahkan nama ke alamat IP. Contoh:, agen pemindahan surat Mail transfer agents(MTA) menggunakan DNS untuk mencari tujuan pengiriman E-mail untuk alamat tertentu. Domain yang menginformasikan pemetaan exchange disediakan melalui rekod MX (MX record) yang meningkatkan lapisan tambahan untuk toleransi kesalahan dan penyebaran beban selain dari fungsi pemetaan nama ke alamat IP.
• Kerangka Peraturan Pengiriman (Sender Policy Framework) secara kontroversi menggunakan keuntungan jenis rekod DNS, dikenal sebagai rekod TXT.
• Menyediakan keluwesan untuk kegagalan komputer, beberapa server DNS memberikan perlindungan untuk setiap domain. Tepatnya, tigabelas server akar (root servers) digunakan oleh seluruh dunia. Program DNS maupun sistem operasi memiliki alamat IP dari seluruh server ini. Amerika Serikat memiliki, secara angka, semua kecuali tiga dari server akar tersebut. Namun, dikarenakan banyak server akar menerapkan anycast, yang memungkinkan beberapa komputer yang berbeda dapat berbagi alamat IP yang sama untuk mengirimkan satu jenis services melalui area geografis yang luas, banyak server yang secara fisik (bukan sekedar angka) terletak di luar Amerika Serikat.
DNS menggunanakn TCP dan UDP di port komputer 53 untuk melayani permintaan DNS. Nyaris semua permintaan DNS berisi permintaan UDP tunggal dari klien yang dikuti oleh jawaban UDP tunggal dari server. Umumnya TCP ikut terlibat hanya ketika ukuran data jawaban melebihi 512 byte, atau untuk pertukaaran zona DNS zone transfer
Jenis-jenis catatan DNS
Beberapa kelompok penting dari data yang disimpan di dalam DNS adalah sebagai berikut:
• A record atau catatan alamat memetakan sebuah nama host ke alamat IP 32-bit (untuk IPv4).
• AAAA record atau catatan alamat IPv6 memetakan sebuah nama host ke alamat IP 128-bit (untuk IPv6).
• CNAME record atau catatan nama kanonik membuat alias untuk nama domain. Domain yang di-alias-kan memiliki seluruh subdomain dan rekod DNS seperti aslinya.
• [MX record]]' atau catatan pertukaran surat memetakan sebuah nama domain ke dalam daftar mail exchange server untuk domain tersebut.
• PTR record atau catatan penunjuk memetakan sebuah nama host ke nama kanonik untuk host tersebut. Pembuatan rekod PTR untuk sebuah nama host di dalam domain in-addr.arpa yang mewakili sebuah alamat IP menerapkan pencarian balik DNS (reverse DNS lookup) untuk alamat tersebut. Contohnya (saat penulisan / penerjemahan artikel ini), www.icann.net memiliki alamat IP 192.0.34.164, tetapi sebuah rekod PTR memetakan ,,164.34.0.192.in-addr.arpa ke nama kanoniknya: referrals.icann.org.
• NS record atau catatan server nama memetakan sebuah nama domain ke dalam satu daftar dari server DNS untuk domain tersebut. Pewakilan bergantung kepada rekod NS.
• SOA record atau catatan otoritas awal (Start of Authority) mengacu server DNS yang mengediakan otorisasi informasi tentang sebuah domain Internet.
• SRV record adalah catatan lokasi secara umum.
• Catatan TXT mengijinkan administrator untuk memasukan data acak ke dalam catatan DNS; catatan ini juga digunakan di spesifikasi Sender Policy Framework.
Jenis catatan lainnya semata-mata untuk penyediaan informasi (contohnya, catatan LOC memberikan letak lokasi fisik dari sebuah host, atau data ujicoba (misalkan, catatan WKS memberikan sebuah daftar dari server yang memberikan servis yang dikenal (well-known service) seperti HTTP atau POP3 untuk sebuah domain.
Nama domain yang diinternasionalkan
Nama domain harus menggunakan satu sub-kumpulan dari karakter ASCII, hal ini mencegah beberapa bahasa untuk menggunakan nama maupun kata lokal mereka. ICANN telah menyetujui Punycode yang berbasiskan sistem IDNA, yang memetakan string Unicode ke karakter set yang valid untuk DNS, sebagai bentuk penyelesaian untuk masalah ini, dan beberapa registries sudah mengadopsi metode IDNS ini.
Perangkat lunak DNS
Beberapa jenis perangakat lunak DNS menerapkan metode DNS, beberapa diantaranya:
• BIND (Berkeley Internet Name Domain)
• djbdns (Daniel J. Bernstein's DNS)
• MaraDNS
• QIP (Lucent Technologies)
• NSD (Name Server Daemon)
• PowerDNS
• Microsoft DNS (untuk edisi server dari Windows 2000 dan Windows 2003)
Utiliti berorientasi DNS termasuk:
• dig (the domain information groper)
Pengguna legal dari domain
Pendaftar (registrant)
Tidak satupun individu di dunia yang "memiliki" nama domain kecuali Network Information Centre (NIC), atau pendaftar nama domain (domain name registry). Sebagian besar dari NIC di dunia menerima biaya tahunan dari para pengguna legal dengan tujuan bagi si pengguna legal menggunakan nama domain tersebut. Jadi sejenis perjanjian sewa-menyewa terjadi, bergantung kepada syarat dan ketentuan pendaftar. Bergantung kepada beberpa peraturan penamaan dari para pendaftar, pengguna legal dikenal sebagai "pendaftar" (registrants) atau sebagai "pemegang domain" (domain holders)
ICANN memegang daftar lengkap untuk pendaftar domain di seluruh dunia. Siapapun dapat menemukan pengguna legal dari sebuah domain dengan mencari melalui basis data WHOIS yang disimpan oleh beberpa pendaftar domain.
Di (lebih kurang) 240 country code top-level domains (ccTLDs), pendaftar domain memegang sebuah acuan WHOIS (pendaftar dan nama server). Contohnya, IDNIC, NIC Indonesia, memegang informasi otorisatif WHOIS untuk nama domain .ID.
Namun, beberapa pendaftar domain, seperti VeriSign, menggunakan model pendaftar-pengguna. Untuk nama domain .COM dan .NET, pendaftar domain, VeriSign memegang informasi dasar WHOIS )pemegang domain dan server nama). Siapapun dapat mencari detil WHOIS (Pemegang domain, server nama, tanggal berlaku, dan lain sebagainya) melalui pendaftar.
Sejak sekitar 2001, kebanyakan pendaftar gTLD (.ORG, .BIZ, .INFO) telah mengadopsi metode penfatar "tebal", menyimpan otoritatif WHOIS di beberapa pendaftar dan bukan pendaftar itu saja.
Kontak Administratif (Administrative Contact)
Satu pemegang domain biasanya menunjuk kontak administratif untuk menangani nama domain. Fungsi manajemen didelegasikan ke kontak administratif yang mencakup (diantaranya):
• keharusan untuk mengikuti syarat dari pendaftar domain dengan tujuan memiliki hak untuk menggunakan nama domain
• otorisasi untuk melakukan update ke alamat fisik, alamat email dan nomor telepon dan lain sebagainya via WHOIS
Kontak Teknis (Technical Contact)
Satu kontak teknis menangani server nama dari sebuah nama domain. Beberapa dari banyak fungsi kontak teknis termasuk:
• memastikan bahwa konfigurasi dari nama domain mengikuti syarat dari pendaftar domain
• update zona domain
• menyediakan fungsi 24x7 untuk ke server nama (yang membuat nama domain bisa diakses)
Kontak Pembayaran (Billing Contact)
Tidak perlu dijelaskan, pihak ini adalah yang menerima tagihan dari NIC.
Server Nama (Name Servers)
Disebut sebagai server nama otoritatif yang mengasuh zona nama domain dari sebuah nama domain.
Baca Selengkapnya...
DNS menyediakan servis yang cukup penting untuk Internet, bilamana perangkat keras komputer dan jaringan bekerja dengan alamat IP untuk mengerjakan tugas seperti pengalamatan dan penjaluran (routing), manusia pada umumnya lebih memilih untuk menggunakan nama host dan nama domain, contohnya adalah penunjukan sumber universal (URL) dan alamat e-mail. DNS menghubungkan kebutuhan ini.
Sejarah singkat DNS
Penggunaan nama sebagai pengabstraksi alamat mesin di sebuah jaringan komputer yang lebih dikenal oleh manusia mengalahkan TCP/IP, dan kembali ke zaman ARPAnet. Dahulu, setiap komputer di jaringan komputer menggunakan file HOSTS.TXT dari SRI (sekarang SIR International), yang memetakan sebuah alamat ke sebuah nama (secara teknis, file ini masih ada - sebagian besar sistem operasi modern menggunakannya baik secara baku maupun melalui konfigurasi, dapat melihat Hosts file untuk menyamakan sebuah nama host menjadi sebuah alamat IP sebelum melakukan pencarian via DNS). Namun, sistem tersebut diatas mewarisi beberapa keterbatasan yang mencolok dari sisi prasyarat, setiap saat sebuah alamat komputer berubah, setiap sistem yang hendak berhubungan dengan komputer tersebut harus melakukan update terhadap file Hosts.
Dengan berkembangnya jaringan komputer, membutuhkan sistem yang bisa dikembangkan: sebuah sistem yang bisa mengganti alamat host hanya di satu tempat, host lain akan mempelajari perubaha tersebut secara dinamis. Inilah DNS.
Paul Mockapetris menemukan DNS di tahun 1983; spesifikasi asli muncul di RFC 882 dan 883. Tahun 1987, penerbitan RFC 1034 dan RFC 1035 membuat update terhadap spesifikasi DNS. Hal ini membuat RFC 882 dan RFC 883 tidak berlaku lagi. Beberapa RFC terkini telah memproposikan beberapa tambahan dari protokol inti DNS.
Teori bekerja DNS
Para Pemain Inti
Pengelola dari sistem DNS terdiri dari tiga komponen:
• DNS resolver, sebuah program klien yang berjalan di komputer pengguna, yang membuat permintaan DNS dari program aplikasi.
• recursive DNS server, yang melakukan pencarian melalui DNS sebagai tanggapan permintaan dari resolver, dan mengembalikan jawaban kepada para resolver tersebut;
dan ...
• authoritative DNS server yang memberikan jawaban terhadap permintaan dari recursor, baik dalam bentuk sebuah jawaban, maupun dalam bentuk delegasi (misalkan: mereferensikan ke authoritative DNS server lainnya)
Pengertian beberapa bagian dari nama domain
Sebuah nama domain biasanya terdiri dari dua bagian atau lebih (secara teknis disebut label), dipisahkan dengan titik.
• Label paling kanan menyatakan top-level domain - domain tingkat atas/tinggi (misalkan, alamat www.wikipedia.org memiliki top-level domain org).
• Setiap label di sebelah kirinya menyatakan sebuah sub-divisi atau subdomain dari domain yang lebih tinggi. Catatan: "subdomain" menyatakan ketergantungan relatif, bukan absolut. Contoh: wikipedia.org merupakan subdomain dari domain org, dan id.wikipedia.org dapat membentuk subdomain dari domain wikipedia.org (pada prakteknya, id.wikipedia.org sesungguhnya mewakili sebuah nama host - lihat dibawah). Secara teori, pembagian seperti ini dapat mencapai kedalaman 127 level, dan setiap label dapat terbentuk sampai dengan 63 karakter, selama total nama domain tidak melebihi panjang 255 karakter. Tetapi secara praktek, beberapa pendaftar nama domain (domain name registry) memiliki batas yang lebih sedikit.
• Terakhir, bagian paling kiri dari bagian nama domain (biasanya) menyatakan nama host. Sisa dari nama domain menyatakan cara untuk membangun jalur logis untuk informasi yang dibutuhkan; nama host adalah tujuan sebenarnya dari nama sistem yang dicari alamat IP-nya. Contoh: nama domain www.wikipedia.org memiliki nama host "www".
DNS memiliki kumpulan hirarki dari DNS servers. Setiap domain atau subdomain memiliki satu atau lebih authoritative DNS Servers (server DNS otorisatif) yang mempublikasikan informas tentang domain tersebut dan nama-nama server dari setiap domain di-"bawah"-nya. Pada puncak hirarki, terdapat root servers- induk server nama: server yang ditanyakan ketika mencari (menyelesaikan/resolving) dari sebuah nama domain tertinggi (top-level domain).
Sebuah contoh dari teori rekursif DNS
Sebuah contoh mungkin dapat memperjelas proses ini. Andaikan ada aplikasi yang memerlukan pencarian alamat IP dari www.wikipedia.org. Aplikasi tersebut bertanya ke DNS recursor lokal.
• Sebelum dimulai, recursor harus mengetahui dimana dapat menemukan root nameserver; administrator dari recursive DNS server secara manual mengatur (dan melakukan update secara berkala) sebuah file dengan nama root hints zone (panduan akar DNS) yang menyatakan alamat-alamt IP dari para server tersebut.
• Proses dimulai oleh recursor yang bertanya kepada para root server tersebut - misalkan: server dengan alamat IP "198.41.0.4" - pertanyaan "apakah alamat IP dari www.wikipedia.org?"
• Root server menjawab dengan sebuah delegasi, arti kasarnya: "Saya tidak tahu alamat IP dari www.wikipedia.org, tapi saya "tahu" bahwa server DNS di 204.74.112.1 memiliki informasi tentang domain org."
• Recursor DNS lokal kemudian bertanya kepada server DNS (yaitu: 204.74.112.1) pertanyaan yang sama seperti yang diberikan kepada root server. "apa alamat IP dari www.wikipedia.org?". (umumnya) akan didapatkan jawaban yang sejenis, "saya tidak tahu alamat dari www.wikipedia.org, tapi saya "tahu" bahwa server 207.142.131.234 memiliki informasi dari domain wikipedia.org."
• Akhirnya, pertanyaan beralih kepada server DNS ketiga (207.142.131.234), yang menjawab dengan alamat IP yang dibutuhkan.
Proses ini menggunakan pencarian rekursif (recursion / recursive searching).
Pengertian pendaftaran domain dan glue records
Membaca contoh diatas, Anda mungkin bertanya: "bagaimana caranya DNS server 204.74.112.1 tahu alamat IP mana yang diberikan untuk domain wikipedia.org?" Pada awal proses, kita mencatat bahwa sebuah DNS recursor memiliki alamat IP dari para root server yang (kurang-lebih) didata secara explisit (hard coded). Mirip dengan hal tersebut, server nama (name server) yang otoritatif untuk top-level domain mengalami perubahan yang jarang.
Namun, server nama yang memberikan jawaban otorisatif bagi nama domain yang umum mengalami perubahan yang cukup sering. Sebagai bagian dari proses pendaftaran sebuah nama domain (dan beberapa waktu sesudahnya), pendaftar memberikan pendaftaran dengan server nama yang akan mengotorisasikan nama domain tersebut; maka ketika mendaftar wikipedia.org, domain tersebut terhubung dengan server nama gunther.bomis.com dan zwinger.wikipedia.org di pendaftar .org. Kemudian, dari contoh di atas, ketika server dikenali sebagai 204.74.112.1 menerima sebuah permintaan, DNS server memindai daftar domain yang ada, mencari wikipedia.org, dan mengembalikan server nama yang terhubung dengan domain tersebut.
Biasanya, server nama muncul berdasarkan urutan nama, selain berdasarkan alamat IP. Hal ini menimbulkan string lain dari permintaan DNS untuk menyelesaikan nama dari server nama; ketika sebuah alamat IP dari server nama mendapatkan sebuah pendaftaran di zona induk, para programmer jaringan komputer menamakannya sebuah glue record (daftar lekat???)
DNS dalam praktek
Ketika sebuah aplikasi (misalkan web broswer), hendak mencari alamat IP dari sebuah nama domain, aplikasi tersebut tidak harus mengikuti seluruh langkah yang disebutkan dalam teori diatas. Kita akan melihat dulu konsep caching, lalu mengertikan operasi DNS di "dunia nyata".
Caching dan masa hidup (caching and time to live)
Karena jumlah permintaan yang besar dari sistem seperti DNS, perancang DNS menginginkan penyediaan mekanisme yang bisa mengurangi beban dari masing-masing server DNS. Rencana mekanisnya menyarankan bahwa ketika sebuah DNS resolver (klien) menerima sebuah jawaban DNS, informasi tersebut akan di cache untuk jangka waktu tertentu. Sebuah nilai (yang di-set oleh administrator dari server DNS yang memberikan jawaban) menyebutnya sebagai time to live (masa hidup), atau TTL yang mendefinisikan periode tersebut. Saat jawaban masuk ke dalam cache, resolver akan mengacu kepada jawaban yang disimpan di cache tersebut; hanya ketika TTL usai (atau saat administrator mengosongkan jawaban dari memori resolver secara manual) maka resolver menghubungi server DNS untuk informasi yang sama.
Waktu propagasi (propagation time)
Satu akibat penting dari arsitektur tersebar dan cache adalah perubahan kepada suatu DNS tidak selalu efektif secara langsung dalam skala besar/global. Contoh berikut mungkin akan menjelaskannya: Jika seorang administrator telah mengatur TTL selama 6 jam untuk host www.wikipedia.org, kemudian mengganti alamat IP dari www.wikipedia.org pada pk 12:01, administrator harus mempertimbangkan bahwa ada (paling tidak) satu individu yang menyimpan cache jawaban dengan nilai lama pada pk 12:00 yang tidak akan menghubungi server DNS sampai dengan pk 18:00. Periode antara pk 12:00 dan pk 18:00 dalam contoh ini disebut sebagai waktu propagasi (propagation time), yang bisa didefiniskan sebagai periode waktu yang berawal antara saat terjadi perubahan dari data DNS, dan berakhir sesudah waktu maksimum yang telah ditentukan oleh TTL berlalu. Ini akan mengarahkan kepada pertimbangan logis yang penting ketika membuat perubahan kepada DNS: tidak semua akan melihat hal yang sama seperti yang Anda lihat. RFC1537 dapat membantu penjelasan ini.
DNS di dunia nyata
Di dunia nyata, user tidak berhadapan langsung dengan DNS resolver - mereka berhadapan dengan program seperti web brower (Mozilla Firefox, Safari, Opera, Internet Explorer, Netscape, Konqueror dan lain-lain dan klien mail (Outlook Express, Mozilla Thunderbird dan lain-lain). Ketika user melakukan aktivitas yang meminta pencarian DNS (umumnya, nyaris semua aktivitas yang menggunakan Internet), program tersebut mengirimkan permintaan ke DNS Resolver yang ada di dalam sistem operasi.
DNS resolver akan selalu memiliki cache (lihat diatas) yang memiliki isi pencarian terakhir. Jika cache dapat memberikan jawaban kepada permintaan DNS, resolver akan menggunakan nilai yang ada di dalam cache kepada program yang memerlukan. Kalau cache tidak memiliki jawabannya, resolver akan mengirimkan permintaan ke server DNS tertentu. Untuk kebanyakan pengguna di rumah, Internet Service Provider(ISP) yang menghubungkan komputer tersebut biasanya akan menyediakan server DNS: pengguna tersebut akan mendata alamat server secara manual atau menggunakan DHCP untuk melakukan pendataan tersebut. Jika administrator sistem telah mengkonfigurasi sistem untuk menggunakan server DNS mereka sendiri, DNS resolver umumnya akan mengacu ke server nama mereka. Server nama ini akan mengikuti proses yang disebutkan di Teori DNS, baik mereka menemukan jawabannya maupun tidak. Hasil pencarian akan diberikan kepada DNS resolver; diasumsikan telah ditemukan jawaban, resolver akan menyimpan hasilnya di cache untuk penggunaan berikutnya, dan memberikan hasilnya kepada software yang meminta pencarian DNS tersebut.
Sebagai bagian akhir dari kerumitan ini, beberapa aplikasi seperti web browser juga memiliki DNS cache mereka sendiri, tujuannya adalah untuk mengurangi penggunaan referensi DNS resolver, yang akan meningkatkan kesulitan untuk melakukan debug DNS, yang menimbulkan kerancuan data yang lebih akurat. Cache seperti ini umumnya memiliki masa yang singkat dalam hitungan 1 menit.
Penerapan DNS lainnya
Sistem yang dijabarkan diatas memberikan skenario yang disederhanakan. DNS meliputi beberapa fungsi lainnya:
• Nama host dan alamat IP tidak berarti terhubung secara satu-banding-satu. Banyak nama host yang diwakili melalui alamat IP tunggal: gabungan dengan pengasuhan maya (virtual hosting), hal ini memungkinkan satu komputer untuk malayani beberapa situs web. Selain itu, sebuah nama host dapat mewakili beberapa alamat IP: ini akan membantu toleransi kesalahan (fault tolerance dan penyebaran beban (load distribution), juga membantu suatu situs berpindah dari satu lokasi fisik ke lokasi fisik lainnya secara mudah.
• Ada cukup banyak kegunaan DNS selain menerjemahkan nama ke alamat IP. Contoh:, agen pemindahan surat Mail transfer agents(MTA) menggunakan DNS untuk mencari tujuan pengiriman E-mail untuk alamat tertentu. Domain yang menginformasikan pemetaan exchange disediakan melalui rekod MX (MX record) yang meningkatkan lapisan tambahan untuk toleransi kesalahan dan penyebaran beban selain dari fungsi pemetaan nama ke alamat IP.
• Kerangka Peraturan Pengiriman (Sender Policy Framework) secara kontroversi menggunakan keuntungan jenis rekod DNS, dikenal sebagai rekod TXT.
• Menyediakan keluwesan untuk kegagalan komputer, beberapa server DNS memberikan perlindungan untuk setiap domain. Tepatnya, tigabelas server akar (root servers) digunakan oleh seluruh dunia. Program DNS maupun sistem operasi memiliki alamat IP dari seluruh server ini. Amerika Serikat memiliki, secara angka, semua kecuali tiga dari server akar tersebut. Namun, dikarenakan banyak server akar menerapkan anycast, yang memungkinkan beberapa komputer yang berbeda dapat berbagi alamat IP yang sama untuk mengirimkan satu jenis services melalui area geografis yang luas, banyak server yang secara fisik (bukan sekedar angka) terletak di luar Amerika Serikat.
DNS menggunanakn TCP dan UDP di port komputer 53 untuk melayani permintaan DNS. Nyaris semua permintaan DNS berisi permintaan UDP tunggal dari klien yang dikuti oleh jawaban UDP tunggal dari server. Umumnya TCP ikut terlibat hanya ketika ukuran data jawaban melebihi 512 byte, atau untuk pertukaaran zona DNS zone transfer
Jenis-jenis catatan DNS
Beberapa kelompok penting dari data yang disimpan di dalam DNS adalah sebagai berikut:
• A record atau catatan alamat memetakan sebuah nama host ke alamat IP 32-bit (untuk IPv4).
• AAAA record atau catatan alamat IPv6 memetakan sebuah nama host ke alamat IP 128-bit (untuk IPv6).
• CNAME record atau catatan nama kanonik membuat alias untuk nama domain. Domain yang di-alias-kan memiliki seluruh subdomain dan rekod DNS seperti aslinya.
• [MX record]]' atau catatan pertukaran surat memetakan sebuah nama domain ke dalam daftar mail exchange server untuk domain tersebut.
• PTR record atau catatan penunjuk memetakan sebuah nama host ke nama kanonik untuk host tersebut. Pembuatan rekod PTR untuk sebuah nama host di dalam domain in-addr.arpa yang mewakili sebuah alamat IP menerapkan pencarian balik DNS (reverse DNS lookup) untuk alamat tersebut. Contohnya (saat penulisan / penerjemahan artikel ini), www.icann.net memiliki alamat IP 192.0.34.164, tetapi sebuah rekod PTR memetakan ,,164.34.0.192.in-addr.arpa ke nama kanoniknya: referrals.icann.org.
• NS record atau catatan server nama memetakan sebuah nama domain ke dalam satu daftar dari server DNS untuk domain tersebut. Pewakilan bergantung kepada rekod NS.
• SOA record atau catatan otoritas awal (Start of Authority) mengacu server DNS yang mengediakan otorisasi informasi tentang sebuah domain Internet.
• SRV record adalah catatan lokasi secara umum.
• Catatan TXT mengijinkan administrator untuk memasukan data acak ke dalam catatan DNS; catatan ini juga digunakan di spesifikasi Sender Policy Framework.
Jenis catatan lainnya semata-mata untuk penyediaan informasi (contohnya, catatan LOC memberikan letak lokasi fisik dari sebuah host, atau data ujicoba (misalkan, catatan WKS memberikan sebuah daftar dari server yang memberikan servis yang dikenal (well-known service) seperti HTTP atau POP3 untuk sebuah domain.
Nama domain yang diinternasionalkan
Nama domain harus menggunakan satu sub-kumpulan dari karakter ASCII, hal ini mencegah beberapa bahasa untuk menggunakan nama maupun kata lokal mereka. ICANN telah menyetujui Punycode yang berbasiskan sistem IDNA, yang memetakan string Unicode ke karakter set yang valid untuk DNS, sebagai bentuk penyelesaian untuk masalah ini, dan beberapa registries sudah mengadopsi metode IDNS ini.
Perangkat lunak DNS
Beberapa jenis perangakat lunak DNS menerapkan metode DNS, beberapa diantaranya:
• BIND (Berkeley Internet Name Domain)
• djbdns (Daniel J. Bernstein's DNS)
• MaraDNS
• QIP (Lucent Technologies)
• NSD (Name Server Daemon)
• PowerDNS
• Microsoft DNS (untuk edisi server dari Windows 2000 dan Windows 2003)
Utiliti berorientasi DNS termasuk:
• dig (the domain information groper)
Pengguna legal dari domain
Pendaftar (registrant)
Tidak satupun individu di dunia yang "memiliki" nama domain kecuali Network Information Centre (NIC), atau pendaftar nama domain (domain name registry). Sebagian besar dari NIC di dunia menerima biaya tahunan dari para pengguna legal dengan tujuan bagi si pengguna legal menggunakan nama domain tersebut. Jadi sejenis perjanjian sewa-menyewa terjadi, bergantung kepada syarat dan ketentuan pendaftar. Bergantung kepada beberpa peraturan penamaan dari para pendaftar, pengguna legal dikenal sebagai "pendaftar" (registrants) atau sebagai "pemegang domain" (domain holders)
ICANN memegang daftar lengkap untuk pendaftar domain di seluruh dunia. Siapapun dapat menemukan pengguna legal dari sebuah domain dengan mencari melalui basis data WHOIS yang disimpan oleh beberpa pendaftar domain.
Di (lebih kurang) 240 country code top-level domains (ccTLDs), pendaftar domain memegang sebuah acuan WHOIS (pendaftar dan nama server). Contohnya, IDNIC, NIC Indonesia, memegang informasi otorisatif WHOIS untuk nama domain .ID.
Namun, beberapa pendaftar domain, seperti VeriSign, menggunakan model pendaftar-pengguna. Untuk nama domain .COM dan .NET, pendaftar domain, VeriSign memegang informasi dasar WHOIS )pemegang domain dan server nama). Siapapun dapat mencari detil WHOIS (Pemegang domain, server nama, tanggal berlaku, dan lain sebagainya) melalui pendaftar.
Sejak sekitar 2001, kebanyakan pendaftar gTLD (.ORG, .BIZ, .INFO) telah mengadopsi metode penfatar "tebal", menyimpan otoritatif WHOIS di beberapa pendaftar dan bukan pendaftar itu saja.
Kontak Administratif (Administrative Contact)
Satu pemegang domain biasanya menunjuk kontak administratif untuk menangani nama domain. Fungsi manajemen didelegasikan ke kontak administratif yang mencakup (diantaranya):
• keharusan untuk mengikuti syarat dari pendaftar domain dengan tujuan memiliki hak untuk menggunakan nama domain
• otorisasi untuk melakukan update ke alamat fisik, alamat email dan nomor telepon dan lain sebagainya via WHOIS
Kontak Teknis (Technical Contact)
Satu kontak teknis menangani server nama dari sebuah nama domain. Beberapa dari banyak fungsi kontak teknis termasuk:
• memastikan bahwa konfigurasi dari nama domain mengikuti syarat dari pendaftar domain
• update zona domain
• menyediakan fungsi 24x7 untuk ke server nama (yang membuat nama domain bisa diakses)
Kontak Pembayaran (Billing Contact)
Tidak perlu dijelaskan, pihak ini adalah yang menerima tagihan dari NIC.
Server Nama (Name Servers)
Disebut sebagai server nama otoritatif yang mengasuh zona nama domain dari sebuah nama domain.
Mengubah Gambar Icon Flashdisk
expr:id='"post-" + data:post.id'>
Flashdisk sudah menjadi perangkat yang umum dimiliki banyak orang, karena benda yang satu ini fungsinya sudah sangat menjadi barang primer bagi pengguna komputer.
Agar flash disk kita menjadi tampak sangat pribadi, kita bisa mem-personalize flashdisk kita dengan berbagai cara, salah satunya dengan memberikan icon yang unik dan berbeda pada flahdisk kita.
Misalnya seperti gambar di bawah ini:
Caranya membuatnya:
1. Siapkan sebuah file icon, misalnya nama filenya fotoku.ico yang ada dalam flashdiskmu.
2. Buka program notepad melalui menu Start > Run dan kertik notepad dan tekan enter,
3. Dalam notepad tersebut ketik dan simpan ke dalam flashdisk (jangan di dalam folder) script dibawah ini, dan beri nama Autorun.inf
[Autorun]
Open=
Icon=fotoku.ico
Jika sudah disimpan ke dalam flash disk, sekarang buka My Computer dan teklan F5 untuk merefresh icon. Kamu akan melihat icon flashdikmu telah berubah.
Baca Selengkapnya...
Agar flash disk kita menjadi tampak sangat pribadi, kita bisa mem-personalize flashdisk kita dengan berbagai cara, salah satunya dengan memberikan icon yang unik dan berbeda pada flahdisk kita.
Misalnya seperti gambar di bawah ini:
Caranya membuatnya:
1. Siapkan sebuah file icon, misalnya nama filenya fotoku.ico yang ada dalam flashdiskmu.
2. Buka program notepad melalui menu Start > Run dan kertik notepad dan tekan enter,
3. Dalam notepad tersebut ketik dan simpan ke dalam flashdisk (jangan di dalam folder) script dibawah ini, dan beri nama Autorun.inf
[Autorun]
Open=
Icon=fotoku.ico
Jika sudah disimpan ke dalam flash disk, sekarang buka My Computer dan teklan F5 untuk merefresh icon. Kamu akan melihat icon flashdikmu telah berubah.
Instalasi WinXP SP2
expr:id='"post-" + data:post.id'>
1. Persiapan Instalasi
+ Alat dan Bahan.
- Pc dengan Spesifikasi hardware minimum untuk Windows XP. Processor Pentium III 500 MHz, Memory 64 MB, CD-ROM 35X, Hard disk 5 GB,VGA card 16 MB, Sound card untuk multimedia
- Siapkan CD bootable Windows XP
- Siapkan CD driver hardware
2 Langkah-langkah Instalasi
1. Nyalakan pc , masuk ke system BIOS terlebih dahulu dengan menekan tombol “Del” atau “F2” tergangtung permintaan komputer.
2. Pada system BIOS, atur Frist boot nya atur ke CD-ROM.
kemuadi “Save” pengaturan BIOS kemudian “Exit”
masukan CD installer XP SP2 ke dalam CD-ROM.
3. Pada saat komputer Booting, akan muncul perintah “Press any key to boot from CD” yang artinya komputer meminta user menekan sembarang tombol untuk melakukan Booting lewat CD.
4. Tunggu beberapa saat ketika proses analisis berjalan, setelah proses analisis berhenti, tekan “Enter” untuk melanjutkan proses, maka setelah itu kita msuk ke bagian “Licence Agreement”
Pada bagian tersebut,ada perintah di bawah tekan “F8” untuk menyetujui licence sekaligus melanjutkan proses.
5. Lanjut ke bagian “Partisi Harddisk”
Pada bagian ini, kita akan melakukan Partisi Harddisk, tekan tombol “C” untuk membuat partisi baru. karena Harddisk yang digunkan memiliki misalnya kapasitas 40GB, maka kita membagi partisi harddisk menjadi 20 GB untuk “C” (System) dan 20 GB untuk “D” (data).
Kemudian tekan “Enter”
6. Setelah proses Partisi selesai, langkah selajutnya adalah proses “Formating Disk”
Pada bagian ini, usahakan memilih “Format the Partition using the NTFS file system lalu tekan “Enter” . Setelah proses Formating, akan ada Proses Copying File, setelah itu, komputer akan meminta “Reboot” atau “restart”.
7. Setelah komputer “restart” langkah selanjutnya adalah tahapan “installing”
8. Pada bagian diatas, kita tinggal klik “Next”, atau kalau misalkan ingin lebih detail, kita bisa klik pilihan “Costumsize” lalu di bagian tersebut ada beberapa pilihan yang mungkin ingin anda robah pengaturannya. Kalu sudah klik “Next”
9. Langkah selanjutnya adalah pengaturan nama User name kemudian klik “Next” untuk melanjutkan ke tahap berikutnya.
10. Setelah pengaturan Username, maka proses intalasi akan meminta User/Operator untuk memasukan Serial Number XP SP2 yang valid, disini penulis menggunakan serial number XP dengan urutan ; aaaaa - aaaaa - aaaaa - aaaaa – aaaaa Kemudian klik “Next”
11. Setelah memasukan Serial Number, tahap selanjutnya yaitu, proses intalasi akan meminta User/Operator untuk mengisi password pada User “Administrator”, yaitu User defaulst (standar). Pada bagian ini, user boleh mengosongkan kolom password
Kemudian Klik “Next”
5. Setelah proses tersebut, langkah berikut adalah pengaturan jam
Pada bagian in, untuk wilayah Indonesia, terutama Waktu bagian Indonesia Barat, kita tinggal memilih pilihan “GMT + 07” pada kolom “Time Zone” dan pada kolm “Date & Time” kita tingal menyesuaikan tanggal yang sedang berjalan. Kemuadin klik “Next”
12. setelah itu kita akan mengatur setingan jaringan, pada tahapan ini, kita cukup menggunakan “Typical Setting” untuk seting jaringan yang standar, atau kita bisa memilih pilihan “Costum Setting” untuk pengaturan manual. Kalau sudah klik “Next”
13. Bila Kamu terhubung kejaringan local dengan domain pilih option Yes, lalu isi dengan nama DOMAIN yang sama dengan DOMAIN jaringan Kamu dan sebaliknya jika tidak terhubung kejaringan atau terhubung tapi tanpa DOMAIN pilih option No,
Sekali lagi, kalau sudah klik “Next”
14. Pada bagian terakhir, penulis tidak menampilkan gmabar kerja, tapi pada bagian terakhir ini, kita tinggal memilih pilihan “Ok” dan “Next”. Pada bagian pengaturan jaringan, kita tinggal klik “Skip” untuk melawati tahapan seting jaringan.
. Proses instalasi selesai, sekarang komputer anda sudah terpasang system operasi
Baca Selengkapnya...
+ Alat dan Bahan.
- Pc dengan Spesifikasi hardware minimum untuk Windows XP. Processor Pentium III 500 MHz, Memory 64 MB, CD-ROM 35X, Hard disk 5 GB,VGA card 16 MB, Sound card untuk multimedia
- Siapkan CD bootable Windows XP
- Siapkan CD driver hardware
2 Langkah-langkah Instalasi
1. Nyalakan pc , masuk ke system BIOS terlebih dahulu dengan menekan tombol “Del” atau “F2” tergangtung permintaan komputer.
2. Pada system BIOS, atur Frist boot nya atur ke CD-ROM.
kemuadi “Save” pengaturan BIOS kemudian “Exit”
masukan CD installer XP SP2 ke dalam CD-ROM.
3. Pada saat komputer Booting, akan muncul perintah “Press any key to boot from CD” yang artinya komputer meminta user menekan sembarang tombol untuk melakukan Booting lewat CD.
4. Tunggu beberapa saat ketika proses analisis berjalan, setelah proses analisis berhenti, tekan “Enter” untuk melanjutkan proses, maka setelah itu kita msuk ke bagian “Licence Agreement”
Pada bagian tersebut,ada perintah di bawah tekan “F8” untuk menyetujui licence sekaligus melanjutkan proses.
5. Lanjut ke bagian “Partisi Harddisk”
Pada bagian ini, kita akan melakukan Partisi Harddisk, tekan tombol “C” untuk membuat partisi baru. karena Harddisk yang digunkan memiliki misalnya kapasitas 40GB, maka kita membagi partisi harddisk menjadi 20 GB untuk “C” (System) dan 20 GB untuk “D” (data).
Kemudian tekan “Enter”
6. Setelah proses Partisi selesai, langkah selajutnya adalah proses “Formating Disk”
Pada bagian ini, usahakan memilih “Format the Partition using the NTFS file system lalu tekan “Enter” . Setelah proses Formating, akan ada Proses Copying File, setelah itu, komputer akan meminta “Reboot” atau “restart”.
7. Setelah komputer “restart” langkah selanjutnya adalah tahapan “installing”
8. Pada bagian diatas, kita tinggal klik “Next”, atau kalau misalkan ingin lebih detail, kita bisa klik pilihan “Costumsize” lalu di bagian tersebut ada beberapa pilihan yang mungkin ingin anda robah pengaturannya. Kalu sudah klik “Next”
9. Langkah selanjutnya adalah pengaturan nama User name kemudian klik “Next” untuk melanjutkan ke tahap berikutnya.
10. Setelah pengaturan Username, maka proses intalasi akan meminta User/Operator untuk memasukan Serial Number XP SP2 yang valid, disini penulis menggunakan serial number XP dengan urutan ; aaaaa - aaaaa - aaaaa - aaaaa – aaaaa Kemudian klik “Next”
11. Setelah memasukan Serial Number, tahap selanjutnya yaitu, proses intalasi akan meminta User/Operator untuk mengisi password pada User “Administrator”, yaitu User defaulst (standar). Pada bagian ini, user boleh mengosongkan kolom password
Kemudian Klik “Next”
5. Setelah proses tersebut, langkah berikut adalah pengaturan jam
Pada bagian in, untuk wilayah Indonesia, terutama Waktu bagian Indonesia Barat, kita tinggal memilih pilihan “GMT + 07” pada kolom “Time Zone” dan pada kolm “Date & Time” kita tingal menyesuaikan tanggal yang sedang berjalan. Kemuadin klik “Next”
12. setelah itu kita akan mengatur setingan jaringan, pada tahapan ini, kita cukup menggunakan “Typical Setting” untuk seting jaringan yang standar, atau kita bisa memilih pilihan “Costum Setting” untuk pengaturan manual. Kalau sudah klik “Next”
13. Bila Kamu terhubung kejaringan local dengan domain pilih option Yes, lalu isi dengan nama DOMAIN yang sama dengan DOMAIN jaringan Kamu dan sebaliknya jika tidak terhubung kejaringan atau terhubung tapi tanpa DOMAIN pilih option No,
Sekali lagi, kalau sudah klik “Next”
14. Pada bagian terakhir, penulis tidak menampilkan gmabar kerja, tapi pada bagian terakhir ini, kita tinggal memilih pilihan “Ok” dan “Next”. Pada bagian pengaturan jaringan, kita tinggal klik “Skip” untuk melawati tahapan seting jaringan.
. Proses instalasi selesai, sekarang komputer anda sudah terpasang system operasi
Sejarah Perbudakan
expr:id='"post-" + data:post.id'>
Para budak adalah golongan manusia yang dimiliki oleh seorang tuan, bekerja tanpa gaji dan tiada punya hak asasi manusia. "Slave" berasal dari perkataan slav, yang merujuk kepada bangsa Slavia yang tiada berharta dari Eropa Timur, termasuk Kekaisaran Romawi. Namun sistem perbudakan ini telah ada sejak berabad lamanya. Misalnya piramida di Mesir, telah dibangun oleh golongan ini. Selain itu, bukan semua budak tiada hak. Misalnya waktu zaman pemerintahan Islam, kebanyakan budak telah diberi layanan yang sama rata oleh tuannya. Malah salah satu orang pertama yang memasuki Islam (as-Sabiqunal awwalun) ialah Bilal bin Rabah yang merupakan seorang budak.
Menurut difinisi, perbudakan adalah keadaan di mana orang menguasai atau memiliki orang lain. Ada kalangan ahli sejarah yang mengatakan bahwa perbudakan mulai timbul sesudah pengembangan pertanian, sekitar sepuluh-ribu tahun yang lalu. Ada kalanya tawanan perang diperlakukan sebagai budak untuk bekerja oleh pihak penawan. Budak-budak lain terdiri dari penjahat atau orang-orang yang tidak bisa membayar kembali hutang.
Menurut para ahli sejarah, perbudaan pertama-tama diketahui terjadi di masyarakat Sumeria, yang sekarang adalah Irak, lebih dari lima-ribu tahun yang lalu. Perbudakan juga terjadi di masyarakat Cina, India, Afrika, Timur-Tengah dan Amerika. Perbudakan berkembang, seiring dengan perkembangan perdagangan dan industri. Meningkatnya perdagangan dan industri meningkatkan permintaan akan tenaga kerja untuk menghasilkan barang-barang keperluan ekspor. Budak yang melakukan sebagian besar pekerjaan. Kebanyakan orang kuno berpendapat bahwa perbudakan merupakan keadaan alam yang wajar, yang dapat terjadi terhadap siapapun dan kapanpun. Tidak banyak yang memandang perbudakan sebagai praktek jahat atau tidak adil. Di kebanyakan negara, budak dapat dibebaskan oleh pemiliknya untuk menjadi warga-negara biasa.
Pada waktu-waktu kemudian, budak menyediakan tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkan produk yang banyak diminta. Salah satu produk itu adalah gula. Orang Italia menciptakan ladang tebu yang luas mulai sekitar pertengahan abad ke-12. Mereka menggunakan budak dari Rusia dan dari daerah-daaerah lain Eropa untuk melakukan pekerjaan. Pada tahun1300, orang kulit hitam Afrika mulai menggantikan budak-budak Rusia. Budak kulit hitam itu dibeli atau ditangkap dari negara-negara Arab di Afrika Utara, yang digunakan sebagai budak selama bertahun-tahun.
Menjelang tahun-tahun 1500-an, Spanyol dan Portugal memiliki koloni-koloni di Amerika. Orang-orang Eropa mempekerjakan orang Indian pribumi Amerika di perkebunan luas dan di daerah pertambangan di koloni-koloni di Amerika. Kebanyakan orang Indian meninggal dunia karena terserang penyakit dari Eropa, dan karena perawatan yang tidak memadai. Karena itu orang Spanyol dan Portugal mulai mendatangkan orang-orang dari Afrika Barat sebagai budak. Prancis, Inggris dan Balanda berbuat serupa di koloni-koloni mereka di Amerika.
Koloni-koloni Inggris di Amerika Utara menciptakan sistem ekonomi pertanian yang tidak bisa bertahan hidup tanpa menggunakan budak sebagai tenaga kerja.
Banyak budak hidup di ladang pertanian luas yang disebut perkebunan, yang menghasilkan produk pertanian penting untuk diperdagangkan oleh koloni, misalnya produk kapas dan tembakau. Setiap perkebunan, merupakan desa kecil yang dimiliki oleh satu keluarga. Keluarga itu hidup di dalam sebuah rumah besar, biasanya menghadap ke sungai. Di sebuah perkebunan diperlukan beberapa bangunan terpisah. Misalnya, ada bangunan yang diperlukan untuk memasak, untuk tempat tinggal pekerja untuk menghasilkan produk yang bagus seperti perabot rumah untuk digunakan di perkebunan.
Bisnis perkebunan adalah pertanian. Diperlukan juga kandang hewan dan juga lumbung untuk menyimpan panen dan mengeringkan hasil pertanian. Ada juga rumah untuk mengasapi daging supaya awet disimpan dengan aman. Selain itu ada juga bangunan di tepi sungai guna mengirim barang-barang dengan kapal ke Inggris.
Pemilik perkebunan menguasai ladang pertanian dan tahu bahwa pertanian menghasilkan uang. Pemilik perkebunan mengawasi, memberi makan dan pakaian orang-orang yang hidup di perkebunan, termasuk para budak.
Pemilik perkebunan besar bisa memiliki sampai 200 budak. Budak-budak itu bekerja di ladang pertanian yang hasilnya akan dijual atau dimakan oleh orang-orang yang hidup di daerah perkebunan. Mereka juga beternak hewan untuk diambil dagingnya atau air susunya.
Budak-budak bekerja berat dan dalam waktu sangat lama. Mereka bekerja setiap hari mulai matahari terbit sampai matahari terbenam. Banyak dari budak-budak itu hidup di rumah-rumah kecil dalam kondisi sangat menyedihkan, tanpa fasilitas penghangat ruangan ataupun perabot rumah. Kadang-kadang 5 sampai 10 orang bersama-sama menempati satu ruangan.
Budak pribadi biasanya tinggal di rumah pemilik rumah. Mereka melakukan pekerjaan memasak dan membersihkan rumah. Mereka bekerja dalam waktu lebih pendek daripada yang bekerja di ladang, tetapi diawasi lebih ketat oleh pemilik rumah dan keluarganya.
Undang-undang yang disyahkan di koloni-koloni Amerika sebelah selatan menyatakan ilegal bagi budak untuk menikah, memiliki harta-kekayaan, atau memperoleh kebebasan. Paraturan itu juga tidak mengizinkan budak memperoleh pendidikan, bahkan untuk belajar membaca. Namun ada pemilik budak yang membolehkan budak mereka memperoleh kebebasan. Ada juga yang memberi budak mereka uang sebagai bonus bagi pekerjaan yang dikerjakan dengan baik.
Ada pula pemilik budak yang menggunakan ancaman hukuman untuk memaksa budak-budak agar bekerja. Hukuman itu antara lain pemukulan, menahan pemberian makan dan mengancam akan menjual anggota keluarga budak itu. Ada sebagian pemilik perkebunan meng-eksekusi budak-budak yang dicurigai melakukan kejahatan serius dengan menghukum gantung atau membakarnya hidup-hidup.
Para ahli sejarah mengatakan, orang-orang yang cukup kaya memiliki banyak budak untuk menjadi para pemimpin di daerah-daerah lokal mereka. Mereka adalah anggota-anggota pemerintah lokal, dengan tugas menghadiri pertemuan badan legislatif di ibu-ibu kota koloni, biasanya dua kali setahun. Para pemilik budak mempunyai waktu dan pendidikan, sehingga dapat sangat mempengaruhi kehidupan politik di koloni-koloni di daerah Amerika sebelah selatan, karena pekerjaan berat mereka dilakukan oleh para budak mereka.
Sekarang, kebanyakan orang di dunia mengutuk perbudakan. Tidaklah demikian halnya pada awal berdirinya negara Amerika. Banyak orang Amerika berpendapat bahwa perbudakan itu jahat, namun diperlukan. Pada awal tahun-tahun 1700-an memiliki budak merupakan hal yang biasa di kalangan orang kaya. Banyak dari pemimpin di koloni-koloni yang berperang bagi kemerdekaan Amerika memiliki budak.
Baca Selengkapnya...
Menurut difinisi, perbudakan adalah keadaan di mana orang menguasai atau memiliki orang lain. Ada kalangan ahli sejarah yang mengatakan bahwa perbudakan mulai timbul sesudah pengembangan pertanian, sekitar sepuluh-ribu tahun yang lalu. Ada kalanya tawanan perang diperlakukan sebagai budak untuk bekerja oleh pihak penawan. Budak-budak lain terdiri dari penjahat atau orang-orang yang tidak bisa membayar kembali hutang.
Menurut para ahli sejarah, perbudaan pertama-tama diketahui terjadi di masyarakat Sumeria, yang sekarang adalah Irak, lebih dari lima-ribu tahun yang lalu. Perbudakan juga terjadi di masyarakat Cina, India, Afrika, Timur-Tengah dan Amerika. Perbudakan berkembang, seiring dengan perkembangan perdagangan dan industri. Meningkatnya perdagangan dan industri meningkatkan permintaan akan tenaga kerja untuk menghasilkan barang-barang keperluan ekspor. Budak yang melakukan sebagian besar pekerjaan. Kebanyakan orang kuno berpendapat bahwa perbudakan merupakan keadaan alam yang wajar, yang dapat terjadi terhadap siapapun dan kapanpun. Tidak banyak yang memandang perbudakan sebagai praktek jahat atau tidak adil. Di kebanyakan negara, budak dapat dibebaskan oleh pemiliknya untuk menjadi warga-negara biasa.
Pada waktu-waktu kemudian, budak menyediakan tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkan produk yang banyak diminta. Salah satu produk itu adalah gula. Orang Italia menciptakan ladang tebu yang luas mulai sekitar pertengahan abad ke-12. Mereka menggunakan budak dari Rusia dan dari daerah-daaerah lain Eropa untuk melakukan pekerjaan. Pada tahun1300, orang kulit hitam Afrika mulai menggantikan budak-budak Rusia. Budak kulit hitam itu dibeli atau ditangkap dari negara-negara Arab di Afrika Utara, yang digunakan sebagai budak selama bertahun-tahun.
Menjelang tahun-tahun 1500-an, Spanyol dan Portugal memiliki koloni-koloni di Amerika. Orang-orang Eropa mempekerjakan orang Indian pribumi Amerika di perkebunan luas dan di daerah pertambangan di koloni-koloni di Amerika. Kebanyakan orang Indian meninggal dunia karena terserang penyakit dari Eropa, dan karena perawatan yang tidak memadai. Karena itu orang Spanyol dan Portugal mulai mendatangkan orang-orang dari Afrika Barat sebagai budak. Prancis, Inggris dan Balanda berbuat serupa di koloni-koloni mereka di Amerika.
Koloni-koloni Inggris di Amerika Utara menciptakan sistem ekonomi pertanian yang tidak bisa bertahan hidup tanpa menggunakan budak sebagai tenaga kerja.
Banyak budak hidup di ladang pertanian luas yang disebut perkebunan, yang menghasilkan produk pertanian penting untuk diperdagangkan oleh koloni, misalnya produk kapas dan tembakau. Setiap perkebunan, merupakan desa kecil yang dimiliki oleh satu keluarga. Keluarga itu hidup di dalam sebuah rumah besar, biasanya menghadap ke sungai. Di sebuah perkebunan diperlukan beberapa bangunan terpisah. Misalnya, ada bangunan yang diperlukan untuk memasak, untuk tempat tinggal pekerja untuk menghasilkan produk yang bagus seperti perabot rumah untuk digunakan di perkebunan.
Bisnis perkebunan adalah pertanian. Diperlukan juga kandang hewan dan juga lumbung untuk menyimpan panen dan mengeringkan hasil pertanian. Ada juga rumah untuk mengasapi daging supaya awet disimpan dengan aman. Selain itu ada juga bangunan di tepi sungai guna mengirim barang-barang dengan kapal ke Inggris.
Pemilik perkebunan menguasai ladang pertanian dan tahu bahwa pertanian menghasilkan uang. Pemilik perkebunan mengawasi, memberi makan dan pakaian orang-orang yang hidup di perkebunan, termasuk para budak.
Pemilik perkebunan besar bisa memiliki sampai 200 budak. Budak-budak itu bekerja di ladang pertanian yang hasilnya akan dijual atau dimakan oleh orang-orang yang hidup di daerah perkebunan. Mereka juga beternak hewan untuk diambil dagingnya atau air susunya.
Budak-budak bekerja berat dan dalam waktu sangat lama. Mereka bekerja setiap hari mulai matahari terbit sampai matahari terbenam. Banyak dari budak-budak itu hidup di rumah-rumah kecil dalam kondisi sangat menyedihkan, tanpa fasilitas penghangat ruangan ataupun perabot rumah. Kadang-kadang 5 sampai 10 orang bersama-sama menempati satu ruangan.
Budak pribadi biasanya tinggal di rumah pemilik rumah. Mereka melakukan pekerjaan memasak dan membersihkan rumah. Mereka bekerja dalam waktu lebih pendek daripada yang bekerja di ladang, tetapi diawasi lebih ketat oleh pemilik rumah dan keluarganya.
Undang-undang yang disyahkan di koloni-koloni Amerika sebelah selatan menyatakan ilegal bagi budak untuk menikah, memiliki harta-kekayaan, atau memperoleh kebebasan. Paraturan itu juga tidak mengizinkan budak memperoleh pendidikan, bahkan untuk belajar membaca. Namun ada pemilik budak yang membolehkan budak mereka memperoleh kebebasan. Ada juga yang memberi budak mereka uang sebagai bonus bagi pekerjaan yang dikerjakan dengan baik.
Ada pula pemilik budak yang menggunakan ancaman hukuman untuk memaksa budak-budak agar bekerja. Hukuman itu antara lain pemukulan, menahan pemberian makan dan mengancam akan menjual anggota keluarga budak itu. Ada sebagian pemilik perkebunan meng-eksekusi budak-budak yang dicurigai melakukan kejahatan serius dengan menghukum gantung atau membakarnya hidup-hidup.
Para ahli sejarah mengatakan, orang-orang yang cukup kaya memiliki banyak budak untuk menjadi para pemimpin di daerah-daerah lokal mereka. Mereka adalah anggota-anggota pemerintah lokal, dengan tugas menghadiri pertemuan badan legislatif di ibu-ibu kota koloni, biasanya dua kali setahun. Para pemilik budak mempunyai waktu dan pendidikan, sehingga dapat sangat mempengaruhi kehidupan politik di koloni-koloni di daerah Amerika sebelah selatan, karena pekerjaan berat mereka dilakukan oleh para budak mereka.
Sekarang, kebanyakan orang di dunia mengutuk perbudakan. Tidaklah demikian halnya pada awal berdirinya negara Amerika. Banyak orang Amerika berpendapat bahwa perbudakan itu jahat, namun diperlukan. Pada awal tahun-tahun 1700-an memiliki budak merupakan hal yang biasa di kalangan orang kaya. Banyak dari pemimpin di koloni-koloni yang berperang bagi kemerdekaan Amerika memiliki budak.
Mencari Jejak Awal Alam Semesta
expr:id='"post-" + data:post.id'>
Alam semesta, kata ini digunakan untuk menjelaskan seluruh ruang waktu kontinu di mana kita berada, dengan energi dan materi yang dimilikinya pada pertengahan pertama abad ke-20. Usaha untuk memahami pegertian alam semesta dalam lingkup ini pada skala terbesar yang memungkinkan, ada pada kosmologi, ilmu pengetahuan yang berkembang dari fisika dan astronomi.
Pada pertengahan terakhir abad ke-20, perkembangan kosmologi berdasarkan pengamatan, juga disebut fisika kosmologi, mengarahkan pada pembagian kata alam semesta, antara kosmologi pengamatan dan kosmologi teoritis; yang (biasanya) para ahli menyatakan tidak ada harapan untuk mengamati keseluruhan dari ruang waktu kontinu, kemudian harapan ini dimunculkan, mencoba untuk menemukan spekulasi paling beralasan untuk model keseluruhan dari ruang waktu, mencoba mengatasi kesulitan dalam mengimajinasikan batasan empiris untuk spekulasi tersebut dan resiko pengabaian menuju metafisika.
Bagaimana kenampakan alam semesta sesaat setelah dentuman besar (Big bang)? Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pembentukan inti bintang atau planet?
Pertanyaan klasik dalam astro-fisika ini, sekarang hendak dijawab oleh ilmuwan Jerman menggunakan pemercepat partikel terbaru, yang pembangunannya dimulai belum lama ini di Darmstadt. Instalasinya diberi nama FAIR, yang merupakan singkatan dari fasilitas penelitian anti-Proton dan Ion.
Walaupun FAIR berada di kota Darmstadt, tapi merupakan proyek bersama Eropa, yang melbatkan 2.500 ilmuwan dari 15 negara. Dengan pemercepat partikel raksasa ini, inti atom dipacu hingga mendekati kecepatan cahaya dan saling ditabrakkan atau ditumbukkan dengan obyek lainnya.
Kondisi awal alam semesta sesaat setelah Dentuman Besar serta perkembangannya masih menyisakan banyak pertanyaan yang belum terjawab. Pada detik atau menit pertama setelah dentuman besar, seluruh materi di alam semesta masih terhimpun dalam apa yang disebut Big Bang Nucleosynthesis, yang panasnya milyaran derajat Celsius dengan kerapatan materi amat luar biasa.
Baryon yakni pasangan Proton dan Neutron yang dilepaskan pada fase itu, terutama membentuk ikatan Hidrogen-1 dengan inti atom terdiri dari satu Proton, serta Helium-4 yang memiliki inti atom dengan dua Proton dan dua Neutron. Beberapa menit setelah dentuman besar, alam semesta mengembang dengan cepat dan membentuk elemen yang lebih berat.
Pemercepat partikel di Darmstadt-FAIR, dibangun untuk membuat simulasi kondisi alam semesta pada detik-detik pertama setelah dentuman besar. Dengan mempercepat partikel mendekati kecepatan cahaya, yakni sekitar 300 ribu km per detik dan saling menabrakannya, diciptakan suhu tinggi dan kondisi seperti pada saat Big Bang Nucleosynthesis.
Pimpinan proyek FAIR prof. Hans Gutbrod menjelaskan; "Dengan FAIR kita harapkan berhasil mempercepat sirkulasi milyaran partikel dan merekayasanya untuk bergerak saling mendekat dan dalam waktu 50 nano-detik seperti sebuah palu kami tumbukkan ke sebuah blok."
Dengan itu dapat disimulasikan situasi ekstrim seperti yang terjadi pada inti bintang atau inti planet. Bahkan para pakar fisika berharap, mereka juga dapat membuat simulasi seperti pada saat awal mula terciptanya alam semesta
Simulasi sekitar 15 milyar tahun lalu, ketika terjadi dentuman besar yang melahirkan alam semesta yang kita huni, hendak diamati menggunakan kamera besar yang disebut sebagai detektor oleh para peneliti Astro-Fisika Eropa. Lebih lanjut pimpinan proyek FAIR, Prof. Hans Gutbrod menjelaskan ; "Ini sebuah perangkat, dimana di dalamnya inti atom saling bertabrakan. Perangkat ini panjangnya 25 meter dan tingginya 10 meter, dilengkapi dengan jutaan kanal elektronik."
Misteri Unsur Berat
FAIR diharapkan memberikan jawab terhadap berbagai misteri astro-fisika yang selama ini hendak dipecahkan para peneliti. Antara lain, dari mana datangnya inti atom unsur berat di alam semesta kita? Demikian diungkapkan Reinhard Stock, pakar fisika dari Universitas Frankfurt. Sebab pada saat dentuman besar hanya tercipta materi ringan, terutama Hidrogen dan Helium. Unsur kimia yang lebih berat lainnya, seperti oksigen, belerang dan besi terbentuk beberapa milyar tahun kemudian di dalam inti bintang atau inti planet. Tapi elemen super berat seperti Uranium, diyakini hanya dapat terbentuk dalam bencana kosmis. Pakar fisika dari Universitas Frankfurt, Reinhard Stock menegaskan; "Terdapat bencana astro-fisika yang eksotis, misalnya supernova atau tabrakan bintang neutron. Dan FAIR hendak mengujicoba proses penciptaan elemen berat yang ada di alam semesta, dimana sejumlah elemen berat yang langka dibuat sintesisnya dan diteliti sifat-sifatnya. Ini merupakan tema yang merupakan titik berat rekayasa dari instalasi baru tsb."
Para pakar fisika juga mengharapkan FAIR dapat menciptakan kondisi Big Bang Nucleosynthesis, yang panasnya milyaran derajat Celsius dengan kerapatan materi amat luar biasa.
Materi Hadron
Dengan memanfaatkan perangkat pemercepat partikel berukuran amat besar FAIR, para ahli fisika hendak mempercepat inti atom hingga mendekati kecepatan cahaya dan saling menabrakannya. Sejauh ini para ahli fisika masih menghadapi misteri besar menyangkut materi Hadron, dimana bagian elementar dari Proton dan Neutron yang disebut Quarks terikat oleh gaya amat kuat.
Gaya kuat atau Hadron ini memiliki sifat paradox. Semakin rapat Quarks semakin kecil gayanya, dan semakin membesar seiring dengan pertambahan jarak. Setelah itu jika mencapai jarak tertentu besarnya gaya akan konstan.
Pakar fisika dari Universitas Frankfurt, Reinhard Stock menjelaskan lebih lanjut; "Inti atom itu semacam gelembung yang berisi Proton dan Neutron. Jika saya menabrakkan dua gelembung semacam itu, berarti saya memampatkan materi di dalam gelembung. Di titik tabrakkan kerapatan materi menjadi amat tinggi. Dengan itu terbentuk kondisi yang tidak mengikuti hukum inti atom yang normal, dan diliuar semua hukum fisika yang dapat diamati di Bumi. Tercipta semacam dentuman besar dalam bentuk mini." Selain membuat simulasi dentuman besar, FAIR juga hendak membuat simulasi kondisi yang terjadi di inti planet Saturnus dan Yupiter. Dengan itu hendak dilacak rincian, bagaimana bagian terkecil dari materi berinteraksi. Selain itu juga hendak diujicoba komponen terbaru untuk membuat pesawat ruang angkasa dan satelit. Instalasi pemercepat partikel di Darmstadt itu memiliki diameter sekitar satu kilometer persegi, dan diharapkan mulai dapat digunakan tahun 2012 mendatang.
Sejauh ini, penelitian Hadron yakni gaya kuat di inti atom, yang mengikat Quarks menjadi Proton dan Neutron yang membentuk inti atom, masih berada pada tahapan awal. Bagaimana mekanismenya sebagian besar belum diketahui dengan pasti.
Yang sudah diketahui adalah, gaya kuat di inti atom mempengaruhi secara mendasar struktur materi serta evolusi alam semesta. Sejauh ini, penelitian elemen berat juga terus dipacu. Seperti diketahui, elemen paling berat di alam adalah Uranium yang memiliki 92 proton. Akan tetapi para pakar kimia dan fisika dapat menciptakan 20 unsur lebih berat dari Uranium, dengan sintesa di laboratorium.
Elemen berat di alam, menurut pengetahuan paling aktual, tercipta dalam proses amat rumit di inti bintang berukuran besar atau dari ledakan Supernova. Instalasi penelitian FAIR dengan perangkat anti-Proton dan pancaran ion-nya, diharapkan juga dapat menjelaskan lebih rinci pembentukan elemen berat di alam ini.
Bentuk alam semesta ini sebenarnya tidak pernah diketahui oleh kita, karena pengetahuan kita akan bentuk alam semesta sebatas hasil pengindraan tadi. Tetapi ada yang aneh dengan persepsi manusia terhadap bentuk dan kejadian di alam ini, yakni persepsi semua orang relatif sama. Sebagai contoh dalam kejadian sehari-hari, beberapa orang sedang menyaksikan sebuah acara televisi yang menayangkan seorang artis penyanyi. Semua penonton bersepakat bahwa nama artis tersebut adalah si anu, berjenis kelamin wanita, pakaian yang dikenakannya berwarna merah bergaris-garis, suaranya serak dan wajahnya cantik. Kalaupun ada perbedaan pendapat biasanya hanya sebatas kualitasnya, seperti warna merah bajunya terlalu tua dan yang lain bilang merahnya agak gelap, atau kecantikan tidak sempurna karena bibirnya terlalu lebar dan sebagainya – ini bisa terjadi karena kemampuan alat pengindraan dan cara pandang yang berbeda. Tetapi pada prinsipnya semua sepakat dalam beberapa hal seperti telah disebutkan sebelumnya.
Satu lagi contoh mengenai kejadian di alam. Semua orang relatif sama persepsinya bahwa langit mendung akan turun hujan. Apabila hujan turun maka tanah dan lain-lain akan basah terkena air. Kemudian air akan menyuburkan tanaman – pohon mangga misalnya, lalu pohon tersebut akan tumbuh baik, berbunga dan berbuah. Dan semua orang ternyata sepakat tentang rasa buah mangga apakah asam atau manis.
Kedua cerita di atas menimbulkan pertanyaan: kenapa persepsi semua orang bisa relatif sama terhadap wujud benda dan kejadian di alam semesta ini? Apakah yang menjadi penyebab persepsi itu bisa sama? Apakah kesamaan persepsi itu kebetulan belaka?
Tidak ada kebetulan, yang ada adalah ketetapan
Kita semua pasti sudah mengetahui tentang hukum alam (natural law) sebuah istilah lain yang digunakan sarjana-sarjana Barat untuk istilah hukum Allah (sunatullah) yang digunakan para ilmuwan Islam. Hukum inilah yang dijadikan dasar dalam penciptaan dan pengelolaan alam semesta.
Menurut keyakinan sebagian ilmuwan fisika, keberadaan hukum alam bersamaan dengan kejadian awal terciptanya alam semesta pada waktu ledakan besar pertama (teori Big Bang). Jadi sebelum ada alam semesta, hukum-hukum itu belum ada.
Tetapi saya berpandangan hukum-hukum itu ditetapkan oleh Tuhan sebelum alam semesta diciptakan. Logika sederhanya adalah pembuat kue tidak akan membuat kue sebelum menetapkan takaran bahan-bahan kue di dalam sebuah resep masakan. Jadi hukum alam itu sudah ditetapkan kemudian dijadikan dasar penciptaan dan proses kejadian alam semesta selanjutnya.
Ada dua kemungkinan faktor penyebab yang membuat persepsi semua orang sama terhadap keberadaan dan bentuk alam semesta, yakni:
1. Faktor pengetahuan tentang hukum alam
Seperti telah disebutkan di atas bahwa hukum alam itu diciptakan sebelum penciptaan alam semesta. Hukum-hukum alam tersebut dijadikan dasar penciptaan dan juga proses kejadian alam selanjutnya. Diibaratkan alam semesta ini adalah sebuah komputer raksasa, maka hukum-hukum alam tadi sudah diinstal ke dalam alam semesta. Software hukum alam tadi akan memproses kejadian-kejadian di alam semesta sehingga semua proses kejadian selalu mematuhi ketentuan hukum-hukum tadi.
Demikian juga halnya dengan penciptaan manusia. Karena tubuh manusia juga diciptakan sesuai dengan hukum alam – dan manusia memang bagian dari alam semesta – maka hukum alam tadi juga diinstalkan ke tubuh manusia. Tempat yang mungkin untuk itu adalah otak. Jadi sesungguhnya manusia sudah memiliki pengetahuan tentang hukum alam secara lengkap dan sempurna di dalam otaknya.
Keterangan di atas bisa menjelaskan bagaimana proses belajar bisa terjadi, apakah dengan membaca buku, menerima penjelasan orang lain, melihat kejadian alam atau menerima ilham. Membaca buku, menerima penjelasan orang lain dan melihat kejadian alam yang dilakukan seseorang untuk memperoleh ilmu pengetahuan adalah proses membandingkan apa yang dilihat di luar dirinya dengan hukum alam yang sudah diinstal di otak tadi. Mengerti dan memahami suatu pengetahuan adalah hasil akhir dari pencocokan realita yang dilihat dengan informasi hukum alam di otak. Jadi pengetahuan bukan datang dari luar masuk ke dalam otak, tapi sudah ada di dalam tapi belum dicocokkan dengan realita. Sedangkan pengetahuan yang diperoleh melalui ilham – tanpa melalui proses belajar – hukum-hukum yang telah diinstal di otak tadi akan muncul ke bagian otak yang memberikan gambaran dan memunculkan persepsi tanpa perbandingan dengan realita.
Begitu juga dengan proses mempersepsi wujud benda di alam semesta. Pada cerita para penonton televisi di atas, hukum-hukum alam di otak mereka masing-masing mengenai spektrum warna (untuk wana baju), struktur dan bangun tubuh (untuk pengenalan pribadi, jenis kelamin, kecantikan dan jenis suara) adalah sama. Karena alat indrawi mereka juga sama, maka hasil persepsi mereka terhadap objek yang sama menjadi sama. Sedikit perbedaan persepsi mungkin terjadi disebabkan ada faktor lain seperti buta warna, mata rabun, menggunakan kaca mata berwarna, sedang mabuk minuman keras dan lain sebagainya, sehingga fungsi alat indra, kelancaran proses menghantarkan sinyal-sinyal listrik di syaraf ke otak dan proses pengolahan informasi di otak bisa terganggu.
2. Faktor pengetahuan tentang kejadian alam semesta
Ada perbedaan pandangan yang sangat prinsip di kalangan ilmuwan mengenai kejadian alam semesta. Kelompok penganut faham materialisme berpandangan bahwa alam semesta statis dan berdiri sendiri. Sedangkan kelompok penganut faham kreasion meyakini alam semesta diciptakan, berawal dan berakhir. Walaupun mereka tidak mengetahui siapa yang menciptakan, bagaimana keadaan sebelum penciptaan dan apa yang terjadi sesudah kehancuran alam semesta.
Tapi kita tidak akan membahas perbedaan kedua pandangan tersebut. Kita akan membahas pandangan kaum spiritualis dan agamis – terutama kalangan sufisme – yang berpendapat bahwa kejadian penciptaan alam semesta ini sudah selesai. Mereka berkeyakinan bahwa dari kejadian awal hingga kehancuran alam semesta ini, termasuk juga dimensi akhirat sebagai alam lain setelah dunia menurut keyakinan spiritualis dan agamis, sudah selesai. Jadi menurut keyakinan mereka manusia dan seluruh isi alam sedang menjalani kehidupan yang sebetulnya sudah selesai dalam pengetahuan Tuhan.
Informasi kejadian alam semesta dari awal hingga selesai itulah yang diinstal ke otak kita. Namun tidak mudah menggalinya, karena bukan pengetahuan siap pakai. Informasi itu hanya sebagai alat untuk mencocokkan persepsi kita terhadap alam.
Kemajuan sains di masa sekarang sedang mengembangkan sebuah teknologi bernama virtual reality. Teknologi ini berupa sebuah alat yang bisa memberikan gambaran kejadian berupa program komputer melalui kejutan-kejutan listrik ke otak. Game komputer yang menggunakan teknologi virtual reality akan membuat si pemain seperti berada di dalam dunia nyata, bisa merasakan sakitnya pukulan bahkan bisa berdarah dan mati.
Sehubungan dengan teknologi virtual reality tersebut ada sebuah pendapat ekstrim yang mengatakan bahwa hidup kita di dunia ini adalah sebuah program virtual reality milik Tuhan yang sudah diinstalkan ke otak kita. Jadi kita sedang hidup di dalam dunia maya yang kita anggap sebagai sebuah dunia nyata!
Pada tahun 1929, di observatorium Mount Wilson California, ahli astronomi Amerika, Edwin Hubble membuat salah satu penemuan terbesar di sepanjang sejarah astronomi.
Ketika mengamati bintang-bintang dengan teleskop raksasa, ia menemukan bahwa mereka memancarkan cahaya merah sesuai dengan jaraknya. Hal ini berarti bahwa bintang-bintang ini “bergerak menjauhi” kita. Sebab, menurut hukum fisika yang diketahui, spektrum dari sumber cahaya yang sedang bergerak mendekati pengamat cenderung ke warna ungu, sedangkan yang menjauhi pengamat cenderung ke warna merah. Jauh sebelumnya, Hubble telah membuat penemuan penting lain. Bintang dan galaksi bergerak tak hanya menjauhi kita, tapi juga menjauhi satu sama lain. Satu-satunya yang dapat disimpulkan dari suatu alam semesta di mana segala sesuatunya bergerak menjauhi satu sama lain adalah bahwa ia terus-menerus “mengembang”.
Agar lebih mudah dipahami, alam semesta dapat diumpamakan sebagai permukaan balon yang sedang mengembang. Sebagaimana titik-titik di permukaan balon yang bergerak menjauhi satu sama lain ketika balon membesar, benda-benda di ruang angkasa juga bergerak menjauhi satu sama lain ketika alam semesta terus mengembang. Sebenarnya, fakta ini secara teoritis telah ditemukan lebih awal. Albert Einstein, yang diakui sebagai ilmuwan terbesar abad ke-20, berdasarkan perhitungan yang ia buat dalam fisika teori, telah menyimpulkan bahwa alam semesta tidak mungkin statis. Tetapi, ia mendiamkan penemuannya ini, hanya agar tidak bertentangan dengan model alam semesta statis yang diakui luas waktu itu. Di kemudian hari, Einstein menyadari tindakannya ini sebagai ‘kesalahan terbesar dalam karirnya’.
Apa arti dari mengembangnya alam semesta? Mengembangnya alam semesta berarti bahwa jika alam semesta dapat bergerak mundur ke masa lampau, maka ia akan terbukti berasal dari satu titik tunggal. Perhitungan menunjukkan bahwa ‘titik tunggal’ ini yang berisi semua materi alam semesta haruslah memiliki ‘volume nol‘, dan ‘kepadatan tak hingga‘. Alam semesta telah terbentuk melalui ledakan titik tunggal bervolume nol ini.
Ledakan raksasa yang menandai permulaan alam semesta ini dinamakan ‘Big Bang‘, dan teorinya dikenal dengan nama tersebut. Perlu dikemukakan bahwa ‘volume nol‘ merupakan pernyataan teoritis yang digunakan untuk memudahkan pemahaman. Ilmu pengetahuan dapat mendefinisikan konsep ‘ketiadaan‘, yang berada di luar batas pemahaman manusia, hanya dengan menyatakannya sebagai ‘titik bervolume nol‘. Sebenarnya, ‘sebuah titik tak bervolume‘ berarti ‘ketiadaan‘. Demikianlah alam semesta muncul menjadi ada dari ketiadaan. Dengan kata lain, ia telah diciptakan. Fakta bahwa alam ini diciptakan, yang baru ditemukan fisika modern pada abad ke-20, telah dinyatakan dalam Al-Quran 14 abad lampau: “Dia Pencipta langit dan bumi.” (Al-An’aam: 101)
Teori Big Bang menunjukkan, semua benda di alam semesta pada awalnya adalah satu wujud, dan kemudian terpisah-pisah. Ini diartikan bahwa keseluruhan materi diciptakan melalui Big Bang atau ledakan raksasa dari satu titik tunggal, dan membentuk alam semesta kini dengan cara pemisahan satu dari yang lain.
Pada tahun 1948, Gerge Gamov muncul dengan gagasan lain tentang Big Bang. Ia mengatakan, setelah pembentukan alam semesta melalui ledakan raksasa, sisa radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi ini haruslah tersebar merata di segenap penjuru alam semesta. Bukti yang ‘seharusnya ada‘ ini pada akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti bernama Arno Penziaz dan Robert Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja. Radiasi ini, yang disebut ‘radiasi latar kosmis‘, tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa. Demikianlah, diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi peninggalan dari tahapan awal peristiwa Big Bang. Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel untuk penemuan mereka. Pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit Cosmic Background Explorer [COBE] ke ruang angkasa untuk melakukan penelitian tentang radiasi latar kosmis. Hanya perlu 8 menit bagi COBE untuk membuktikan perhitungan Penziaz dan Wilson. COBE telah menemukan sisa ledakan raksasa yang telah terjadi di awal pembentukan alam semesta. Dinyatakan sebagai penemuan astronomi terbesar sepanjang masa, penemuan ini dengan jelas membuktikan teori Big Bang. Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah menjadi helium. Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima oleh masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam semesta. Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha Perkasa dengan sempurna tanpa cacat: “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihtatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang.” (Al-Mulk:3)
Segala bukti meyakinkan di atas telah menyebabkan teori Big Bang diterima oleh masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam semesta. Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha Perkasa dengan sempurna tanpa cacat dari ketiadaan. Dennis Sciama, yang selama bertahun-tahun bersama Sir Fred Hoyle mempertahankan teori Steady-state, yang berlawanan dengan fakta penciptaan alam semesta, menjelaskan posisi akhir yang telah mereka capai setelah semua bukti bagi teori Big Bang terungkap. Sciama menyatakan bahwa ia mempertahankan teori Steady-state bukan karena ia menanggapnya benar, melainkan karena ia berharap bahwa inilah yang benar. Sciama selanjutnya mengatakan, ketika bukti mulai bertambah, ia harus mengakui bahwa permainan telah usai dan teori Steady-state harus ditolak. Prof George Abel dari Universitas California juga menerima kemenangan akhir Big Bang dan menyatakan bahwa bukti yang kini ada menunjukkan bahwa alam semesta bermula milyaran tahun silam melalui peristiwa Big Bang. Ia mengakui bahwa ia tak memiliki pilihan kecuali menerima teori Big Bang. Dengan kemenangan Big Bang, mitos ‘materi kekal’ yang menjadi dasar berpijak paham materialis terhempaskan ke dalam tumpukan sampah sejarah. Lalu keberadaan apakah sebelum Big Bang; dan kekuatan apa yang memunculkan alam semesta sehingga menjadi ‘ada’ dengan ledakan raksasa ini saat alam tersebut ‘tidak ada’?
Meminjam istilah Arthur Eddington, pertanyaan ini jelas mengarah pada fakta yang ‘secara filosofis menjijikkan’ bagi kaum materialis, yakni keberadaan sang Pencipta, alias The Creator, alias Al-Khaliq.
Filosof ateis terkenal Antony Flew berkata tentang hal ini: “Sayangnya, pengakuan adalah baik bagi jiwa. Karenanya, saya akan memulai dengan pengakuan bahwa kaum Ateis Stratonisian terpaksa dipermalukan oleh kesepakatan kosmologi zaman ini. Sebab, tampaknya para ahli kosmologi tengah memberikan bukti ilmiah bahwa alam semesta memiliki permulaan.”
Banyak ilmuwan yang tidak secara buta menempatkan dirinya sebagai ateis telah mengakui peran Pencipta yang Mahaperkasa dalam penciptaan alam semesta. Pencipta ini haruslah Dzat yang telah menciptakan materi dan waktu, namun tidak terikat oleh keduanya.
Ahli astrofisika terkenal Hugh Ross mengatakan: “Jika permulaan waktu terjadi bersamaan dengan permulaan alam semesta, sebagaimana pernyataan teorema ruang, maka penyebab terbentuknya alam semesta pastilah sesuatu yang bekerja pada dimensi waktu yang sama sekali tak tergantung dan lebih dulu ada dari dimensi waktu alam semesta. Kesimpulan ini memberitahu kita bahwa Tuhan bukanlah alam semesta itu sendiri, Tuhan tidak pula berada di dalam alam semesta.”
Begitulah, materi dan waktu diciptakan oleh sang Pencipta yang tidak terikat oleh keduanya. Pencipta ini adalah Allah, Dialah Penguasa langit dan bumi. Sebenarnya, Big Bang telah menimbulkan masalah yang lebih besar bagi kaum materialis daripada pengakuan Filosof ateis, Antony Flew. Sebab, Big Bang tak hanya membuktikan bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan, tetapi ia juga diciptakan secara sangat terencana, sistematis dan teratur.
Big Bang terjadi melalui ledakan suatu titik yang berisi semua materi dan energi alam semesta serta penyebarannya ke segenap penjuru ruang angkasa dengan kecepatan yang sangat tinggi. Dari materi dan energi ini, munculah suatu keseimbangan luar biasa yang melingkupi berbagai galaksi, bintang, matahari, bulan, dan benda angkasa lainnya. Hukum alam pun terbentuk yang kemudian disebut ’hukum fisika’, yang seragam di seluruh penjuru alam semesta, dan tidak berubah. Hukum fisika yang muncul bersamaan dengan Big Bang tak berubah sama sekali selama lebih dari 15 milyar tahun. Selain itu, hukum ini didasarkan atas perhitungan yang sangat teliti sehingga penyimpangan satu milimeter saja dari angka yang ada sekarang akan berakibat pada kehancuran seluruh bangunan dan tatanan alam semesta. Semua ini menunjukkan bahwa suatu tatanan sempurna muncul setelah Big Bang.
Namun, yang namanya ledakan tidak mungkin memunculkan tatanan sempurna. Semua ledakan cenderung berbahaya, menghancurkan, dan merusak apa yang ada. Mulai dari ledakan gunung berapi sampai ledakan kompor di dapur, semua bersifat merusak. Karenanya, jika kita diberitahu tentang kemunculan tatanan sangat sempurna setelah suatu ledakan, kita dapat menyimpulkan bahwa ada campur tangan ‘cerdas’ di balik ledakan ini, dan segala serpihan yang berhamburan akibat ledakan ini telah digerakkan secara sangat terkendali. Sir Fred Hoyle, yang akhirnya harus menerima teori Big Bang setelah bertahun-tahun menentangnya, mengungkapkan hal ini dengan jelas: “Teori Big Bang menyatakan bahwa alam semesta berawal dari satu ledakan tunggal. Tapi, sebagaimana diketahui, ledakan hanya menghancurkan materi berkeping-keping, sementara Big Bang secara misterius telah menghasilkan dampak yang berlawanan -yakni materi yang saling bergabung dan membentuk galaksi-galaksi.”
Tidak ada keraguan, jika suatu tatanan sempurna muncul melalui sebuah ledakan, maka harus diakui bahwa terdapat campur tangan Pencipta yang berperan di setiap saat dalam ledakan ini.
Hal lain dari tatanan luar biasa yang terbentuk di alam menyusul peristiwa Big Bang ini adalah penciptaan ‘alam semesta yang dapat dihuni’. Persyaratan bagi pembentukan suatu planet layak huni sungguh sangat banyak dan kompleks, sehingga mustahil untuk beranggapan bahwa pembentukan ini bersifat kebetulan.
Setelah melakukan perhitungan tentang kecepatan mengembangnya alam semesta, Paul Davis, profesor fisika teori terkemuka, meyakini bahwa kecepatan ini memiliki ketelitian yang sungguh tak terbayangkan.
Davis berkata: “Perhitungan jeli menempatkan kecepatan pengembangan ini sangat dekat pada angka kritis yang dengannya alam semesta akan terlepas dari gravitasinya dan mengembang selamanya. Sedikit lebih lambat dan alam ini akan runtuh, sedikit lebih cepat dan keseluruhan materi alam semesta sudah berhamburan sejak dulu. Jelasnya, Big Bang bukanlah sekedar ledakan zaman dulu, tapi ledakan yang terencana dengan sangat cermat.
Fisikawan terkenal, Prof Stephen Hawking mengatakan dalam bukunya A Brief History of Time, bahwa alam semesta dibangun berdasarkan perhitungan dan keseimbangan yang lebih akurat dari yang dapat kita bayangkan. Dengan merujuk pada kecepatan mengembangnya alam semesta, Hawking berkata: “Jika kecepatan pengembangan ini dalam satu detik setelah Big Bang berkurang meski hanya sebesar angka satu per-seratus ribu juta juta, alam semesta ini akan telah runtuh sebelum pernah mencapai ukurannya yang sekarang.” Paul Davis juga menjelaskan akibat tak terhindarkan dari keseimbangan dan perhitungan yang luar biasa akuratnya ini: “Adalah sulit menghindarkan kesan bahwa tatanan alam semesta sekarang, yang terlihat begitu sensitif terhadap perubahan angka sekecil apapun, telah direncanakan dengan sangat teliti. Kemunculan serentak angka-angka yang tampak ajaib ini, yang digunakan alam sebagai konstanta-konstanta dasarnya, pastilah menjadi bukti paling meyakinkan bagi keberadaan desain alam semesta.”
Berkenaan dengan kenyataan yang sama ini, profesor astronomi Amerika, George Greenstein menulis dalam bukunya The Symbiotic Universe: “Ketika kita mengkaji semua bukti yang ada, pemikiran yang senantiasa muncul adalah bahwa kekuatan supernatural pasti terlibat.”
Teori Big Bang Diragukan : Semesta Tak Memiliki Awal dan Akhir
Apa yang bakal terjadi jika teori Big Bang itu ternyata salah" Bagaimana jika ternyata semesta tidak pernah memiliki awal dan akhir" Dua ahli fisika, yakni Paul Steinhardt dari Princeton University dan Neil Turok dari Cambridge University memunculkan pertanyaan ini lewat konsep baru yang mereka tawarkan.
Teori Big Bang, selama beberapa dekade, dipercaya memberikan penjelasan paling masuk akal tentang kelahiran alam semesta. Teori ini menerangkan bahwa semesta lahir sekitar 14 miliar tahun lalu lewat dentuman besar entitas zat dan energi.
Segera setelah ledakan pertama tersebut, semesta meluas dengan cepat, dalam sebuah fenomena yang disebut para astronom sebagai inflasi. Proses perluasan semesta berlanjut dengan periode sangat singkat dan pendinginan sangat cepat, diikuti dengan ekpansi yang lebih tenang. Big Bang menjadi awal pembentukan ruang dan waktu.
Tapi model tersebut, dalam kaca mata Steinhardt dan Turok, memiliki beberapa kekurangan. Model tersebut tidak dapat menerangkan apa yang terjadi sebelum Big Bang dan menjelaskan hasil akhir dari semesta.
Akhir Teori Big Bang
Steinhardt dan Turok dari Cambridge, dalam laporan di jurnal Science, menguraikan bahwa Big Bang hanyalah salah satu bagian dari pembuatan semesta, tapi bukan pelopor dari kelahiran semesta. Ia hanya bagian kecil dari proses pembentukan semesta yang tidak memiliki awal dan akhir.
Sehingga penentuan umur semesta, yang muncul dari teori Big Bang, merupakan kesimpulan mengada-ada. Penambahan dan penyusutan semesta terjadi secara terus-menerus, berlangsung bukan dalam miliar tapi triliunan tahun.
"Waktu tidak mesti memiliki awal," ujar Steinhardt dalam wawancara telepon dengan Associated Press. Ia mengatakan bahwa teori waktu sebenarnya hanya transisi atau tahap evolusi dari fase sebelum semesta ada ke fase perluasan semesta yang ada saat ini.
Para ilmuwan yang menyokong teori Big Bang melihat ekspansi semesta ditentukan oleh sejumlah energi yang memperlambat dan mempercepat ekspansi. Energi yang memperlambat ekspansi ini kemudian bergerombol dalam galaksi, bintang dan planet. Energi yang mempercepat ekspansi ini diistilahkan sebagai "energi gelap".
Namun Steinhardt dan Turok melihat bahwa materi semesta tidak sekadar terdiri dari energi biasa dan "energi gelap", tapi juga "spesies ketiga". "Kami melihat rasio energi yang membentuk semesta adalah 70 persen materi unik dan 30 persen materi biasa," ujar Steinhardt.
Materi biasa yang dimaksud Steinhardt adalah materi yang membuat ekspansi semesta lebih pelan, yang mengijinkan gravitasi menciptakan galaksi, bintang dan planet, termasuk bumi.
Sementara percepatan ekspansi didorong oleh "energi gelap" yang menyatukan sejumlah zat dan energi. "Energi ini, sekali mengambil alih semesta, mendorong segala seuatu pada pusat percepatan. Sehingga semesta akan berukuran dua kali lipat setiap 14 hingga 15 miliar tahun sepanjang ada energi gravitasi yang mendominasi semesta," ujar Steinhardt.
Dentuman besar muncul ketika "energi gelap" mengubah karakter ini. Dengan alasan inilah, kedua ilmuwan fisika tersebut menolak menerima argumen bahwa Big Bang merupakan penyebab kelahiran alam semesta. Karena semesta sudah ada sebelum dentuman itu terjadi.
Penulis kosmologi Marcus Chown Concedes mengakui pembuktian model semesta memang rumit. Ia bahkan mengatakan sejarah semesta adalah sejarah kesalahan kita sebagai manusia.
Karena kita hendak menyelidiki materi yang luar biasa besar, sementara kita hanya bisa duduk di sebuah planet kecil yang menjadi bagian dari materi tersebut.
Proses Terciptanya Alam Semesta Menurut Al-Quran
Dalam salah satu teori mengenai terciptanya alam semesta (teori big bang), disebutkan bahwa alam semesta tercipta dari sebuah ledakan kosmis sekitar 10-20 miliar tahun yang lalu yang mengakibatkan adanya ekspansi (pengembangan) alam semesta. Sebelum terjadinya ledakan kosmis tersebut, seluruh ruang materi dan energi terkumpul dalam sebuah titik. Mungkin banyak di antara kita yang telah membaca tentang teori tersebut.
Sekarang, mungkin ada di antara kita yang ingin tahu bagaimana Al-Quran menjelaskan tentang terbentuknya alam semesta ini. Dalam Quran surat Al-Anbiya (surat ke-21) ayat 30 disebutkan:
“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”
Lalu dalam Quran surat Fussilat (surat ke-41) ayat 11 Allah berfirman:
“Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati”.
Kata asap dalam ayat tersebut di atas menurut para ahli tafsir adalah merupakan kumpulan dari gas-gas dan partikel-partikel halus baik dalam bentuk padat maupun cair pada temperatur yang tinggi maupun rendah dalam suatu campuran yang lebih atau kurang stabil.
Lalu dalam surat At-Talaq (surat ke-65) ayat 12 Allah berfirman: “Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmunya benar-benar meliputi segala sesuatu”Para ahli menafsirkan bahwa kata tujuh menunjukkan sesuatu yang jamak (lebih dari satu), dimana secara tekstual hal ini mengindikasikan bahwa di alam semesta ini terdapat lebih dari satu bumi seperti bumi yang kita tempati sekarang ini.
Beberapa hal yang mungkin mengejutkan bagi para pembaca Al-Quran di abad ini adalah fakta tentang ayat-ayat dalam Al-Quran yang menyebutkan tentang tiga kelompok benda yang diciptakan(Nya) yang ada di alam semesta yaitu benda-benda yang berada di langit, benda-benda yang berada di bumi dan benda-benda yang berada di antara keduanya. Kita dapat menemukan tentang hal ini pada beberapa surat yaitu surat To-Ha (surat ke-20) ayat 6 yang artinya: “Kepunyaan-Nya lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah”.
Lalu dalam surat Al-Furqan (aurat ke-25) ayat 59 yang artinya: “Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa…”Juga dalam surat Al-Sajda (surat ke-32) ayat 4 yang artinya: “Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa…”
Dan surat Qaf (surat ke-50) ayat 58 yang artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikit pun tidak ditimpa keletihan” Dari surat-surat tersebut di atas terlihat bahwa secara umum proses terciptanya jagat raya ini berlangsung dalam 6 periode atau masa dimana tahapan dalam proses tersebut saling berkaitan. Disebutkan pula bahwa terciptanya jagat raya terjadi melalui proses pemisahan massa yang tadinya bersatu. Selain itu disebutkan pula tentang lebih dari satu langit dan bumi dan keberadaan ciptaan di antara langit dan bumi.
Dari uraian di atas kita dapat menyimpulkan bahwa sebelum para ahli mengemukakan tentang teori big bang (yang dimulai sejak tahun 1920-an), ayat-ayat Al-Quran telah secara jelas menceritakan bagaimana alam semesta ini terbentuk.
Baca Selengkapnya...
Pada pertengahan terakhir abad ke-20, perkembangan kosmologi berdasarkan pengamatan, juga disebut fisika kosmologi, mengarahkan pada pembagian kata alam semesta, antara kosmologi pengamatan dan kosmologi teoritis; yang (biasanya) para ahli menyatakan tidak ada harapan untuk mengamati keseluruhan dari ruang waktu kontinu, kemudian harapan ini dimunculkan, mencoba untuk menemukan spekulasi paling beralasan untuk model keseluruhan dari ruang waktu, mencoba mengatasi kesulitan dalam mengimajinasikan batasan empiris untuk spekulasi tersebut dan resiko pengabaian menuju metafisika.
Bagaimana kenampakan alam semesta sesaat setelah dentuman besar (Big bang)? Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pembentukan inti bintang atau planet?
Pertanyaan klasik dalam astro-fisika ini, sekarang hendak dijawab oleh ilmuwan Jerman menggunakan pemercepat partikel terbaru, yang pembangunannya dimulai belum lama ini di Darmstadt. Instalasinya diberi nama FAIR, yang merupakan singkatan dari fasilitas penelitian anti-Proton dan Ion.
Walaupun FAIR berada di kota Darmstadt, tapi merupakan proyek bersama Eropa, yang melbatkan 2.500 ilmuwan dari 15 negara. Dengan pemercepat partikel raksasa ini, inti atom dipacu hingga mendekati kecepatan cahaya dan saling ditabrakkan atau ditumbukkan dengan obyek lainnya.
Kondisi awal alam semesta sesaat setelah Dentuman Besar serta perkembangannya masih menyisakan banyak pertanyaan yang belum terjawab. Pada detik atau menit pertama setelah dentuman besar, seluruh materi di alam semesta masih terhimpun dalam apa yang disebut Big Bang Nucleosynthesis, yang panasnya milyaran derajat Celsius dengan kerapatan materi amat luar biasa.
Baryon yakni pasangan Proton dan Neutron yang dilepaskan pada fase itu, terutama membentuk ikatan Hidrogen-1 dengan inti atom terdiri dari satu Proton, serta Helium-4 yang memiliki inti atom dengan dua Proton dan dua Neutron. Beberapa menit setelah dentuman besar, alam semesta mengembang dengan cepat dan membentuk elemen yang lebih berat.
Pemercepat partikel di Darmstadt-FAIR, dibangun untuk membuat simulasi kondisi alam semesta pada detik-detik pertama setelah dentuman besar. Dengan mempercepat partikel mendekati kecepatan cahaya, yakni sekitar 300 ribu km per detik dan saling menabrakannya, diciptakan suhu tinggi dan kondisi seperti pada saat Big Bang Nucleosynthesis.
Pimpinan proyek FAIR prof. Hans Gutbrod menjelaskan; "Dengan FAIR kita harapkan berhasil mempercepat sirkulasi milyaran partikel dan merekayasanya untuk bergerak saling mendekat dan dalam waktu 50 nano-detik seperti sebuah palu kami tumbukkan ke sebuah blok."
Dengan itu dapat disimulasikan situasi ekstrim seperti yang terjadi pada inti bintang atau inti planet. Bahkan para pakar fisika berharap, mereka juga dapat membuat simulasi seperti pada saat awal mula terciptanya alam semesta
Simulasi sekitar 15 milyar tahun lalu, ketika terjadi dentuman besar yang melahirkan alam semesta yang kita huni, hendak diamati menggunakan kamera besar yang disebut sebagai detektor oleh para peneliti Astro-Fisika Eropa. Lebih lanjut pimpinan proyek FAIR, Prof. Hans Gutbrod menjelaskan ; "Ini sebuah perangkat, dimana di dalamnya inti atom saling bertabrakan. Perangkat ini panjangnya 25 meter dan tingginya 10 meter, dilengkapi dengan jutaan kanal elektronik."
Misteri Unsur Berat
FAIR diharapkan memberikan jawab terhadap berbagai misteri astro-fisika yang selama ini hendak dipecahkan para peneliti. Antara lain, dari mana datangnya inti atom unsur berat di alam semesta kita? Demikian diungkapkan Reinhard Stock, pakar fisika dari Universitas Frankfurt. Sebab pada saat dentuman besar hanya tercipta materi ringan, terutama Hidrogen dan Helium. Unsur kimia yang lebih berat lainnya, seperti oksigen, belerang dan besi terbentuk beberapa milyar tahun kemudian di dalam inti bintang atau inti planet. Tapi elemen super berat seperti Uranium, diyakini hanya dapat terbentuk dalam bencana kosmis. Pakar fisika dari Universitas Frankfurt, Reinhard Stock menegaskan; "Terdapat bencana astro-fisika yang eksotis, misalnya supernova atau tabrakan bintang neutron. Dan FAIR hendak mengujicoba proses penciptaan elemen berat yang ada di alam semesta, dimana sejumlah elemen berat yang langka dibuat sintesisnya dan diteliti sifat-sifatnya. Ini merupakan tema yang merupakan titik berat rekayasa dari instalasi baru tsb."
Para pakar fisika juga mengharapkan FAIR dapat menciptakan kondisi Big Bang Nucleosynthesis, yang panasnya milyaran derajat Celsius dengan kerapatan materi amat luar biasa.
Materi Hadron
Dengan memanfaatkan perangkat pemercepat partikel berukuran amat besar FAIR, para ahli fisika hendak mempercepat inti atom hingga mendekati kecepatan cahaya dan saling menabrakannya. Sejauh ini para ahli fisika masih menghadapi misteri besar menyangkut materi Hadron, dimana bagian elementar dari Proton dan Neutron yang disebut Quarks terikat oleh gaya amat kuat.
Gaya kuat atau Hadron ini memiliki sifat paradox. Semakin rapat Quarks semakin kecil gayanya, dan semakin membesar seiring dengan pertambahan jarak. Setelah itu jika mencapai jarak tertentu besarnya gaya akan konstan.
Pakar fisika dari Universitas Frankfurt, Reinhard Stock menjelaskan lebih lanjut; "Inti atom itu semacam gelembung yang berisi Proton dan Neutron. Jika saya menabrakkan dua gelembung semacam itu, berarti saya memampatkan materi di dalam gelembung. Di titik tabrakkan kerapatan materi menjadi amat tinggi. Dengan itu terbentuk kondisi yang tidak mengikuti hukum inti atom yang normal, dan diliuar semua hukum fisika yang dapat diamati di Bumi. Tercipta semacam dentuman besar dalam bentuk mini." Selain membuat simulasi dentuman besar, FAIR juga hendak membuat simulasi kondisi yang terjadi di inti planet Saturnus dan Yupiter. Dengan itu hendak dilacak rincian, bagaimana bagian terkecil dari materi berinteraksi. Selain itu juga hendak diujicoba komponen terbaru untuk membuat pesawat ruang angkasa dan satelit. Instalasi pemercepat partikel di Darmstadt itu memiliki diameter sekitar satu kilometer persegi, dan diharapkan mulai dapat digunakan tahun 2012 mendatang.
Sejauh ini, penelitian Hadron yakni gaya kuat di inti atom, yang mengikat Quarks menjadi Proton dan Neutron yang membentuk inti atom, masih berada pada tahapan awal. Bagaimana mekanismenya sebagian besar belum diketahui dengan pasti.
Yang sudah diketahui adalah, gaya kuat di inti atom mempengaruhi secara mendasar struktur materi serta evolusi alam semesta. Sejauh ini, penelitian elemen berat juga terus dipacu. Seperti diketahui, elemen paling berat di alam adalah Uranium yang memiliki 92 proton. Akan tetapi para pakar kimia dan fisika dapat menciptakan 20 unsur lebih berat dari Uranium, dengan sintesa di laboratorium.
Elemen berat di alam, menurut pengetahuan paling aktual, tercipta dalam proses amat rumit di inti bintang berukuran besar atau dari ledakan Supernova. Instalasi penelitian FAIR dengan perangkat anti-Proton dan pancaran ion-nya, diharapkan juga dapat menjelaskan lebih rinci pembentukan elemen berat di alam ini.
Bentuk alam semesta ini sebenarnya tidak pernah diketahui oleh kita, karena pengetahuan kita akan bentuk alam semesta sebatas hasil pengindraan tadi. Tetapi ada yang aneh dengan persepsi manusia terhadap bentuk dan kejadian di alam ini, yakni persepsi semua orang relatif sama. Sebagai contoh dalam kejadian sehari-hari, beberapa orang sedang menyaksikan sebuah acara televisi yang menayangkan seorang artis penyanyi. Semua penonton bersepakat bahwa nama artis tersebut adalah si anu, berjenis kelamin wanita, pakaian yang dikenakannya berwarna merah bergaris-garis, suaranya serak dan wajahnya cantik. Kalaupun ada perbedaan pendapat biasanya hanya sebatas kualitasnya, seperti warna merah bajunya terlalu tua dan yang lain bilang merahnya agak gelap, atau kecantikan tidak sempurna karena bibirnya terlalu lebar dan sebagainya – ini bisa terjadi karena kemampuan alat pengindraan dan cara pandang yang berbeda. Tetapi pada prinsipnya semua sepakat dalam beberapa hal seperti telah disebutkan sebelumnya.
Satu lagi contoh mengenai kejadian di alam. Semua orang relatif sama persepsinya bahwa langit mendung akan turun hujan. Apabila hujan turun maka tanah dan lain-lain akan basah terkena air. Kemudian air akan menyuburkan tanaman – pohon mangga misalnya, lalu pohon tersebut akan tumbuh baik, berbunga dan berbuah. Dan semua orang ternyata sepakat tentang rasa buah mangga apakah asam atau manis.
Kedua cerita di atas menimbulkan pertanyaan: kenapa persepsi semua orang bisa relatif sama terhadap wujud benda dan kejadian di alam semesta ini? Apakah yang menjadi penyebab persepsi itu bisa sama? Apakah kesamaan persepsi itu kebetulan belaka?
Tidak ada kebetulan, yang ada adalah ketetapan
Kita semua pasti sudah mengetahui tentang hukum alam (natural law) sebuah istilah lain yang digunakan sarjana-sarjana Barat untuk istilah hukum Allah (sunatullah) yang digunakan para ilmuwan Islam. Hukum inilah yang dijadikan dasar dalam penciptaan dan pengelolaan alam semesta.
Menurut keyakinan sebagian ilmuwan fisika, keberadaan hukum alam bersamaan dengan kejadian awal terciptanya alam semesta pada waktu ledakan besar pertama (teori Big Bang). Jadi sebelum ada alam semesta, hukum-hukum itu belum ada.
Tetapi saya berpandangan hukum-hukum itu ditetapkan oleh Tuhan sebelum alam semesta diciptakan. Logika sederhanya adalah pembuat kue tidak akan membuat kue sebelum menetapkan takaran bahan-bahan kue di dalam sebuah resep masakan. Jadi hukum alam itu sudah ditetapkan kemudian dijadikan dasar penciptaan dan proses kejadian alam semesta selanjutnya.
Ada dua kemungkinan faktor penyebab yang membuat persepsi semua orang sama terhadap keberadaan dan bentuk alam semesta, yakni:
1. Faktor pengetahuan tentang hukum alam
Seperti telah disebutkan di atas bahwa hukum alam itu diciptakan sebelum penciptaan alam semesta. Hukum-hukum alam tersebut dijadikan dasar penciptaan dan juga proses kejadian alam selanjutnya. Diibaratkan alam semesta ini adalah sebuah komputer raksasa, maka hukum-hukum alam tadi sudah diinstal ke dalam alam semesta. Software hukum alam tadi akan memproses kejadian-kejadian di alam semesta sehingga semua proses kejadian selalu mematuhi ketentuan hukum-hukum tadi.
Demikian juga halnya dengan penciptaan manusia. Karena tubuh manusia juga diciptakan sesuai dengan hukum alam – dan manusia memang bagian dari alam semesta – maka hukum alam tadi juga diinstalkan ke tubuh manusia. Tempat yang mungkin untuk itu adalah otak. Jadi sesungguhnya manusia sudah memiliki pengetahuan tentang hukum alam secara lengkap dan sempurna di dalam otaknya.
Keterangan di atas bisa menjelaskan bagaimana proses belajar bisa terjadi, apakah dengan membaca buku, menerima penjelasan orang lain, melihat kejadian alam atau menerima ilham. Membaca buku, menerima penjelasan orang lain dan melihat kejadian alam yang dilakukan seseorang untuk memperoleh ilmu pengetahuan adalah proses membandingkan apa yang dilihat di luar dirinya dengan hukum alam yang sudah diinstal di otak tadi. Mengerti dan memahami suatu pengetahuan adalah hasil akhir dari pencocokan realita yang dilihat dengan informasi hukum alam di otak. Jadi pengetahuan bukan datang dari luar masuk ke dalam otak, tapi sudah ada di dalam tapi belum dicocokkan dengan realita. Sedangkan pengetahuan yang diperoleh melalui ilham – tanpa melalui proses belajar – hukum-hukum yang telah diinstal di otak tadi akan muncul ke bagian otak yang memberikan gambaran dan memunculkan persepsi tanpa perbandingan dengan realita.
Begitu juga dengan proses mempersepsi wujud benda di alam semesta. Pada cerita para penonton televisi di atas, hukum-hukum alam di otak mereka masing-masing mengenai spektrum warna (untuk wana baju), struktur dan bangun tubuh (untuk pengenalan pribadi, jenis kelamin, kecantikan dan jenis suara) adalah sama. Karena alat indrawi mereka juga sama, maka hasil persepsi mereka terhadap objek yang sama menjadi sama. Sedikit perbedaan persepsi mungkin terjadi disebabkan ada faktor lain seperti buta warna, mata rabun, menggunakan kaca mata berwarna, sedang mabuk minuman keras dan lain sebagainya, sehingga fungsi alat indra, kelancaran proses menghantarkan sinyal-sinyal listrik di syaraf ke otak dan proses pengolahan informasi di otak bisa terganggu.
2. Faktor pengetahuan tentang kejadian alam semesta
Ada perbedaan pandangan yang sangat prinsip di kalangan ilmuwan mengenai kejadian alam semesta. Kelompok penganut faham materialisme berpandangan bahwa alam semesta statis dan berdiri sendiri. Sedangkan kelompok penganut faham kreasion meyakini alam semesta diciptakan, berawal dan berakhir. Walaupun mereka tidak mengetahui siapa yang menciptakan, bagaimana keadaan sebelum penciptaan dan apa yang terjadi sesudah kehancuran alam semesta.
Tapi kita tidak akan membahas perbedaan kedua pandangan tersebut. Kita akan membahas pandangan kaum spiritualis dan agamis – terutama kalangan sufisme – yang berpendapat bahwa kejadian penciptaan alam semesta ini sudah selesai. Mereka berkeyakinan bahwa dari kejadian awal hingga kehancuran alam semesta ini, termasuk juga dimensi akhirat sebagai alam lain setelah dunia menurut keyakinan spiritualis dan agamis, sudah selesai. Jadi menurut keyakinan mereka manusia dan seluruh isi alam sedang menjalani kehidupan yang sebetulnya sudah selesai dalam pengetahuan Tuhan.
Informasi kejadian alam semesta dari awal hingga selesai itulah yang diinstal ke otak kita. Namun tidak mudah menggalinya, karena bukan pengetahuan siap pakai. Informasi itu hanya sebagai alat untuk mencocokkan persepsi kita terhadap alam.
Kemajuan sains di masa sekarang sedang mengembangkan sebuah teknologi bernama virtual reality. Teknologi ini berupa sebuah alat yang bisa memberikan gambaran kejadian berupa program komputer melalui kejutan-kejutan listrik ke otak. Game komputer yang menggunakan teknologi virtual reality akan membuat si pemain seperti berada di dalam dunia nyata, bisa merasakan sakitnya pukulan bahkan bisa berdarah dan mati.
Sehubungan dengan teknologi virtual reality tersebut ada sebuah pendapat ekstrim yang mengatakan bahwa hidup kita di dunia ini adalah sebuah program virtual reality milik Tuhan yang sudah diinstalkan ke otak kita. Jadi kita sedang hidup di dalam dunia maya yang kita anggap sebagai sebuah dunia nyata!
Pada tahun 1929, di observatorium Mount Wilson California, ahli astronomi Amerika, Edwin Hubble membuat salah satu penemuan terbesar di sepanjang sejarah astronomi.
Ketika mengamati bintang-bintang dengan teleskop raksasa, ia menemukan bahwa mereka memancarkan cahaya merah sesuai dengan jaraknya. Hal ini berarti bahwa bintang-bintang ini “bergerak menjauhi” kita. Sebab, menurut hukum fisika yang diketahui, spektrum dari sumber cahaya yang sedang bergerak mendekati pengamat cenderung ke warna ungu, sedangkan yang menjauhi pengamat cenderung ke warna merah. Jauh sebelumnya, Hubble telah membuat penemuan penting lain. Bintang dan galaksi bergerak tak hanya menjauhi kita, tapi juga menjauhi satu sama lain. Satu-satunya yang dapat disimpulkan dari suatu alam semesta di mana segala sesuatunya bergerak menjauhi satu sama lain adalah bahwa ia terus-menerus “mengembang”.
Agar lebih mudah dipahami, alam semesta dapat diumpamakan sebagai permukaan balon yang sedang mengembang. Sebagaimana titik-titik di permukaan balon yang bergerak menjauhi satu sama lain ketika balon membesar, benda-benda di ruang angkasa juga bergerak menjauhi satu sama lain ketika alam semesta terus mengembang. Sebenarnya, fakta ini secara teoritis telah ditemukan lebih awal. Albert Einstein, yang diakui sebagai ilmuwan terbesar abad ke-20, berdasarkan perhitungan yang ia buat dalam fisika teori, telah menyimpulkan bahwa alam semesta tidak mungkin statis. Tetapi, ia mendiamkan penemuannya ini, hanya agar tidak bertentangan dengan model alam semesta statis yang diakui luas waktu itu. Di kemudian hari, Einstein menyadari tindakannya ini sebagai ‘kesalahan terbesar dalam karirnya’.
Apa arti dari mengembangnya alam semesta? Mengembangnya alam semesta berarti bahwa jika alam semesta dapat bergerak mundur ke masa lampau, maka ia akan terbukti berasal dari satu titik tunggal. Perhitungan menunjukkan bahwa ‘titik tunggal’ ini yang berisi semua materi alam semesta haruslah memiliki ‘volume nol‘, dan ‘kepadatan tak hingga‘. Alam semesta telah terbentuk melalui ledakan titik tunggal bervolume nol ini.
Ledakan raksasa yang menandai permulaan alam semesta ini dinamakan ‘Big Bang‘, dan teorinya dikenal dengan nama tersebut. Perlu dikemukakan bahwa ‘volume nol‘ merupakan pernyataan teoritis yang digunakan untuk memudahkan pemahaman. Ilmu pengetahuan dapat mendefinisikan konsep ‘ketiadaan‘, yang berada di luar batas pemahaman manusia, hanya dengan menyatakannya sebagai ‘titik bervolume nol‘. Sebenarnya, ‘sebuah titik tak bervolume‘ berarti ‘ketiadaan‘. Demikianlah alam semesta muncul menjadi ada dari ketiadaan. Dengan kata lain, ia telah diciptakan. Fakta bahwa alam ini diciptakan, yang baru ditemukan fisika modern pada abad ke-20, telah dinyatakan dalam Al-Quran 14 abad lampau: “Dia Pencipta langit dan bumi.” (Al-An’aam: 101)
Teori Big Bang menunjukkan, semua benda di alam semesta pada awalnya adalah satu wujud, dan kemudian terpisah-pisah. Ini diartikan bahwa keseluruhan materi diciptakan melalui Big Bang atau ledakan raksasa dari satu titik tunggal, dan membentuk alam semesta kini dengan cara pemisahan satu dari yang lain.
Pada tahun 1948, Gerge Gamov muncul dengan gagasan lain tentang Big Bang. Ia mengatakan, setelah pembentukan alam semesta melalui ledakan raksasa, sisa radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi ini haruslah tersebar merata di segenap penjuru alam semesta. Bukti yang ‘seharusnya ada‘ ini pada akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti bernama Arno Penziaz dan Robert Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja. Radiasi ini, yang disebut ‘radiasi latar kosmis‘, tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa. Demikianlah, diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi peninggalan dari tahapan awal peristiwa Big Bang. Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel untuk penemuan mereka. Pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit Cosmic Background Explorer [COBE] ke ruang angkasa untuk melakukan penelitian tentang radiasi latar kosmis. Hanya perlu 8 menit bagi COBE untuk membuktikan perhitungan Penziaz dan Wilson. COBE telah menemukan sisa ledakan raksasa yang telah terjadi di awal pembentukan alam semesta. Dinyatakan sebagai penemuan astronomi terbesar sepanjang masa, penemuan ini dengan jelas membuktikan teori Big Bang. Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah menjadi helium. Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima oleh masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam semesta. Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha Perkasa dengan sempurna tanpa cacat: “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihtatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang.” (Al-Mulk:3)
Segala bukti meyakinkan di atas telah menyebabkan teori Big Bang diterima oleh masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam semesta. Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha Perkasa dengan sempurna tanpa cacat dari ketiadaan. Dennis Sciama, yang selama bertahun-tahun bersama Sir Fred Hoyle mempertahankan teori Steady-state, yang berlawanan dengan fakta penciptaan alam semesta, menjelaskan posisi akhir yang telah mereka capai setelah semua bukti bagi teori Big Bang terungkap. Sciama menyatakan bahwa ia mempertahankan teori Steady-state bukan karena ia menanggapnya benar, melainkan karena ia berharap bahwa inilah yang benar. Sciama selanjutnya mengatakan, ketika bukti mulai bertambah, ia harus mengakui bahwa permainan telah usai dan teori Steady-state harus ditolak. Prof George Abel dari Universitas California juga menerima kemenangan akhir Big Bang dan menyatakan bahwa bukti yang kini ada menunjukkan bahwa alam semesta bermula milyaran tahun silam melalui peristiwa Big Bang. Ia mengakui bahwa ia tak memiliki pilihan kecuali menerima teori Big Bang. Dengan kemenangan Big Bang, mitos ‘materi kekal’ yang menjadi dasar berpijak paham materialis terhempaskan ke dalam tumpukan sampah sejarah. Lalu keberadaan apakah sebelum Big Bang; dan kekuatan apa yang memunculkan alam semesta sehingga menjadi ‘ada’ dengan ledakan raksasa ini saat alam tersebut ‘tidak ada’?
Meminjam istilah Arthur Eddington, pertanyaan ini jelas mengarah pada fakta yang ‘secara filosofis menjijikkan’ bagi kaum materialis, yakni keberadaan sang Pencipta, alias The Creator, alias Al-Khaliq.
Filosof ateis terkenal Antony Flew berkata tentang hal ini: “Sayangnya, pengakuan adalah baik bagi jiwa. Karenanya, saya akan memulai dengan pengakuan bahwa kaum Ateis Stratonisian terpaksa dipermalukan oleh kesepakatan kosmologi zaman ini. Sebab, tampaknya para ahli kosmologi tengah memberikan bukti ilmiah bahwa alam semesta memiliki permulaan.”
Banyak ilmuwan yang tidak secara buta menempatkan dirinya sebagai ateis telah mengakui peran Pencipta yang Mahaperkasa dalam penciptaan alam semesta. Pencipta ini haruslah Dzat yang telah menciptakan materi dan waktu, namun tidak terikat oleh keduanya.
Ahli astrofisika terkenal Hugh Ross mengatakan: “Jika permulaan waktu terjadi bersamaan dengan permulaan alam semesta, sebagaimana pernyataan teorema ruang, maka penyebab terbentuknya alam semesta pastilah sesuatu yang bekerja pada dimensi waktu yang sama sekali tak tergantung dan lebih dulu ada dari dimensi waktu alam semesta. Kesimpulan ini memberitahu kita bahwa Tuhan bukanlah alam semesta itu sendiri, Tuhan tidak pula berada di dalam alam semesta.”
Begitulah, materi dan waktu diciptakan oleh sang Pencipta yang tidak terikat oleh keduanya. Pencipta ini adalah Allah, Dialah Penguasa langit dan bumi. Sebenarnya, Big Bang telah menimbulkan masalah yang lebih besar bagi kaum materialis daripada pengakuan Filosof ateis, Antony Flew. Sebab, Big Bang tak hanya membuktikan bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan, tetapi ia juga diciptakan secara sangat terencana, sistematis dan teratur.
Big Bang terjadi melalui ledakan suatu titik yang berisi semua materi dan energi alam semesta serta penyebarannya ke segenap penjuru ruang angkasa dengan kecepatan yang sangat tinggi. Dari materi dan energi ini, munculah suatu keseimbangan luar biasa yang melingkupi berbagai galaksi, bintang, matahari, bulan, dan benda angkasa lainnya. Hukum alam pun terbentuk yang kemudian disebut ’hukum fisika’, yang seragam di seluruh penjuru alam semesta, dan tidak berubah. Hukum fisika yang muncul bersamaan dengan Big Bang tak berubah sama sekali selama lebih dari 15 milyar tahun. Selain itu, hukum ini didasarkan atas perhitungan yang sangat teliti sehingga penyimpangan satu milimeter saja dari angka yang ada sekarang akan berakibat pada kehancuran seluruh bangunan dan tatanan alam semesta. Semua ini menunjukkan bahwa suatu tatanan sempurna muncul setelah Big Bang.
Namun, yang namanya ledakan tidak mungkin memunculkan tatanan sempurna. Semua ledakan cenderung berbahaya, menghancurkan, dan merusak apa yang ada. Mulai dari ledakan gunung berapi sampai ledakan kompor di dapur, semua bersifat merusak. Karenanya, jika kita diberitahu tentang kemunculan tatanan sangat sempurna setelah suatu ledakan, kita dapat menyimpulkan bahwa ada campur tangan ‘cerdas’ di balik ledakan ini, dan segala serpihan yang berhamburan akibat ledakan ini telah digerakkan secara sangat terkendali. Sir Fred Hoyle, yang akhirnya harus menerima teori Big Bang setelah bertahun-tahun menentangnya, mengungkapkan hal ini dengan jelas: “Teori Big Bang menyatakan bahwa alam semesta berawal dari satu ledakan tunggal. Tapi, sebagaimana diketahui, ledakan hanya menghancurkan materi berkeping-keping, sementara Big Bang secara misterius telah menghasilkan dampak yang berlawanan -yakni materi yang saling bergabung dan membentuk galaksi-galaksi.”
Tidak ada keraguan, jika suatu tatanan sempurna muncul melalui sebuah ledakan, maka harus diakui bahwa terdapat campur tangan Pencipta yang berperan di setiap saat dalam ledakan ini.
Hal lain dari tatanan luar biasa yang terbentuk di alam menyusul peristiwa Big Bang ini adalah penciptaan ‘alam semesta yang dapat dihuni’. Persyaratan bagi pembentukan suatu planet layak huni sungguh sangat banyak dan kompleks, sehingga mustahil untuk beranggapan bahwa pembentukan ini bersifat kebetulan.
Setelah melakukan perhitungan tentang kecepatan mengembangnya alam semesta, Paul Davis, profesor fisika teori terkemuka, meyakini bahwa kecepatan ini memiliki ketelitian yang sungguh tak terbayangkan.
Davis berkata: “Perhitungan jeli menempatkan kecepatan pengembangan ini sangat dekat pada angka kritis yang dengannya alam semesta akan terlepas dari gravitasinya dan mengembang selamanya. Sedikit lebih lambat dan alam ini akan runtuh, sedikit lebih cepat dan keseluruhan materi alam semesta sudah berhamburan sejak dulu. Jelasnya, Big Bang bukanlah sekedar ledakan zaman dulu, tapi ledakan yang terencana dengan sangat cermat.
Fisikawan terkenal, Prof Stephen Hawking mengatakan dalam bukunya A Brief History of Time, bahwa alam semesta dibangun berdasarkan perhitungan dan keseimbangan yang lebih akurat dari yang dapat kita bayangkan. Dengan merujuk pada kecepatan mengembangnya alam semesta, Hawking berkata: “Jika kecepatan pengembangan ini dalam satu detik setelah Big Bang berkurang meski hanya sebesar angka satu per-seratus ribu juta juta, alam semesta ini akan telah runtuh sebelum pernah mencapai ukurannya yang sekarang.” Paul Davis juga menjelaskan akibat tak terhindarkan dari keseimbangan dan perhitungan yang luar biasa akuratnya ini: “Adalah sulit menghindarkan kesan bahwa tatanan alam semesta sekarang, yang terlihat begitu sensitif terhadap perubahan angka sekecil apapun, telah direncanakan dengan sangat teliti. Kemunculan serentak angka-angka yang tampak ajaib ini, yang digunakan alam sebagai konstanta-konstanta dasarnya, pastilah menjadi bukti paling meyakinkan bagi keberadaan desain alam semesta.”
Berkenaan dengan kenyataan yang sama ini, profesor astronomi Amerika, George Greenstein menulis dalam bukunya The Symbiotic Universe: “Ketika kita mengkaji semua bukti yang ada, pemikiran yang senantiasa muncul adalah bahwa kekuatan supernatural pasti terlibat.”
Teori Big Bang Diragukan : Semesta Tak Memiliki Awal dan Akhir
Apa yang bakal terjadi jika teori Big Bang itu ternyata salah" Bagaimana jika ternyata semesta tidak pernah memiliki awal dan akhir" Dua ahli fisika, yakni Paul Steinhardt dari Princeton University dan Neil Turok dari Cambridge University memunculkan pertanyaan ini lewat konsep baru yang mereka tawarkan.
Teori Big Bang, selama beberapa dekade, dipercaya memberikan penjelasan paling masuk akal tentang kelahiran alam semesta. Teori ini menerangkan bahwa semesta lahir sekitar 14 miliar tahun lalu lewat dentuman besar entitas zat dan energi.
Segera setelah ledakan pertama tersebut, semesta meluas dengan cepat, dalam sebuah fenomena yang disebut para astronom sebagai inflasi. Proses perluasan semesta berlanjut dengan periode sangat singkat dan pendinginan sangat cepat, diikuti dengan ekpansi yang lebih tenang. Big Bang menjadi awal pembentukan ruang dan waktu.
Tapi model tersebut, dalam kaca mata Steinhardt dan Turok, memiliki beberapa kekurangan. Model tersebut tidak dapat menerangkan apa yang terjadi sebelum Big Bang dan menjelaskan hasil akhir dari semesta.
Akhir Teori Big Bang
Steinhardt dan Turok dari Cambridge, dalam laporan di jurnal Science, menguraikan bahwa Big Bang hanyalah salah satu bagian dari pembuatan semesta, tapi bukan pelopor dari kelahiran semesta. Ia hanya bagian kecil dari proses pembentukan semesta yang tidak memiliki awal dan akhir.
Sehingga penentuan umur semesta, yang muncul dari teori Big Bang, merupakan kesimpulan mengada-ada. Penambahan dan penyusutan semesta terjadi secara terus-menerus, berlangsung bukan dalam miliar tapi triliunan tahun.
"Waktu tidak mesti memiliki awal," ujar Steinhardt dalam wawancara telepon dengan Associated Press. Ia mengatakan bahwa teori waktu sebenarnya hanya transisi atau tahap evolusi dari fase sebelum semesta ada ke fase perluasan semesta yang ada saat ini.
Para ilmuwan yang menyokong teori Big Bang melihat ekspansi semesta ditentukan oleh sejumlah energi yang memperlambat dan mempercepat ekspansi. Energi yang memperlambat ekspansi ini kemudian bergerombol dalam galaksi, bintang dan planet. Energi yang mempercepat ekspansi ini diistilahkan sebagai "energi gelap".
Namun Steinhardt dan Turok melihat bahwa materi semesta tidak sekadar terdiri dari energi biasa dan "energi gelap", tapi juga "spesies ketiga". "Kami melihat rasio energi yang membentuk semesta adalah 70 persen materi unik dan 30 persen materi biasa," ujar Steinhardt.
Materi biasa yang dimaksud Steinhardt adalah materi yang membuat ekspansi semesta lebih pelan, yang mengijinkan gravitasi menciptakan galaksi, bintang dan planet, termasuk bumi.
Sementara percepatan ekspansi didorong oleh "energi gelap" yang menyatukan sejumlah zat dan energi. "Energi ini, sekali mengambil alih semesta, mendorong segala seuatu pada pusat percepatan. Sehingga semesta akan berukuran dua kali lipat setiap 14 hingga 15 miliar tahun sepanjang ada energi gravitasi yang mendominasi semesta," ujar Steinhardt.
Dentuman besar muncul ketika "energi gelap" mengubah karakter ini. Dengan alasan inilah, kedua ilmuwan fisika tersebut menolak menerima argumen bahwa Big Bang merupakan penyebab kelahiran alam semesta. Karena semesta sudah ada sebelum dentuman itu terjadi.
Penulis kosmologi Marcus Chown Concedes mengakui pembuktian model semesta memang rumit. Ia bahkan mengatakan sejarah semesta adalah sejarah kesalahan kita sebagai manusia.
Karena kita hendak menyelidiki materi yang luar biasa besar, sementara kita hanya bisa duduk di sebuah planet kecil yang menjadi bagian dari materi tersebut.
Proses Terciptanya Alam Semesta Menurut Al-Quran
Dalam salah satu teori mengenai terciptanya alam semesta (teori big bang), disebutkan bahwa alam semesta tercipta dari sebuah ledakan kosmis sekitar 10-20 miliar tahun yang lalu yang mengakibatkan adanya ekspansi (pengembangan) alam semesta. Sebelum terjadinya ledakan kosmis tersebut, seluruh ruang materi dan energi terkumpul dalam sebuah titik. Mungkin banyak di antara kita yang telah membaca tentang teori tersebut.
Sekarang, mungkin ada di antara kita yang ingin tahu bagaimana Al-Quran menjelaskan tentang terbentuknya alam semesta ini. Dalam Quran surat Al-Anbiya (surat ke-21) ayat 30 disebutkan:
“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”
Lalu dalam Quran surat Fussilat (surat ke-41) ayat 11 Allah berfirman:
“Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati”.
Kata asap dalam ayat tersebut di atas menurut para ahli tafsir adalah merupakan kumpulan dari gas-gas dan partikel-partikel halus baik dalam bentuk padat maupun cair pada temperatur yang tinggi maupun rendah dalam suatu campuran yang lebih atau kurang stabil.
Lalu dalam surat At-Talaq (surat ke-65) ayat 12 Allah berfirman: “Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmunya benar-benar meliputi segala sesuatu”Para ahli menafsirkan bahwa kata tujuh menunjukkan sesuatu yang jamak (lebih dari satu), dimana secara tekstual hal ini mengindikasikan bahwa di alam semesta ini terdapat lebih dari satu bumi seperti bumi yang kita tempati sekarang ini.
Beberapa hal yang mungkin mengejutkan bagi para pembaca Al-Quran di abad ini adalah fakta tentang ayat-ayat dalam Al-Quran yang menyebutkan tentang tiga kelompok benda yang diciptakan(Nya) yang ada di alam semesta yaitu benda-benda yang berada di langit, benda-benda yang berada di bumi dan benda-benda yang berada di antara keduanya. Kita dapat menemukan tentang hal ini pada beberapa surat yaitu surat To-Ha (surat ke-20) ayat 6 yang artinya: “Kepunyaan-Nya lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah”.
Lalu dalam surat Al-Furqan (aurat ke-25) ayat 59 yang artinya: “Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa…”Juga dalam surat Al-Sajda (surat ke-32) ayat 4 yang artinya: “Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa…”
Dan surat Qaf (surat ke-50) ayat 58 yang artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikit pun tidak ditimpa keletihan” Dari surat-surat tersebut di atas terlihat bahwa secara umum proses terciptanya jagat raya ini berlangsung dalam 6 periode atau masa dimana tahapan dalam proses tersebut saling berkaitan. Disebutkan pula bahwa terciptanya jagat raya terjadi melalui proses pemisahan massa yang tadinya bersatu. Selain itu disebutkan pula tentang lebih dari satu langit dan bumi dan keberadaan ciptaan di antara langit dan bumi.
Dari uraian di atas kita dapat menyimpulkan bahwa sebelum para ahli mengemukakan tentang teori big bang (yang dimulai sejak tahun 1920-an), ayat-ayat Al-Quran telah secara jelas menceritakan bagaimana alam semesta ini terbentuk.
Tsunami
expr:id='"post-" + data:post.id'>
Kata "Tsunami" merupakan istilah dari bahasa Jepang yang menyatakan suatu gelombang laut akibat adanya pergerakan atau pergeseran di bumi di dasar laut. Gempa ini diikuti oleh perubahan permukaan laut yang mengakibatkan timbulnya penjalaran gelombang air laut secara serentak tersebar ke seluruh penjuru mata angin. Sedangkan pengertian gempa adalah pergeseran lapisan tanah dibawah permukaan bumi. Ketika terjadi pergeseran tersebut timbul getaran yang disebut gelombang seismik dari pusat gempa menjalar ke segala penjuru.
Tinggi gelombang Tsunami disumbernya kurang dari 1 meter. Tapi pada saat menghempas ke pantai tinggi gelombang ini bisa lebih dari 5 meter. Tsunami yang terjadi di Indonesia berkisar antara 1,5 - 4,5 skala Imamura, dengan tinggi gelombang Tsunami maksimum yang mencapai pantai berkisar antara 4-24 meter dan jangkauan gelombang ke daratan berkisar antara 50 sampai 200 meter dari garis pantai.
Arti dari "TSUNAMI"
Para ilmuwan umumnya mengartikan tsunami dengan "gelombang pasang" (tidal wave) atau dikenal juga dengan sebutan "seismic sea waves" (gelombang laut karena gempa). Kedua sebutan tersebut benar, akan tetapi jika dilihat dari asal bahasanya, bahasa Jepang, "tsunami" mempunyai dua suku kata, "tsu", artinya "pelabuhan" (harbor), "nami" berarti "gelombang".
Apa saja yang menyebabkan gelombang tsunami
Gempa merupakan salah satu penyebab utama terjadinya gelombang tsunami. Gempa ini biasanya terjadi karena adanya pergeseran lempeng yang terdapat di dasar laut. Gempa tersebut disebut juga dengan gempa bumi. Selain itu, penyebab lainnya adalah meletusnya gunung berapi yang menyebabkan pergerakan air di laut/perairan sekitarnya menjadi sangat tinggi.
Peristiwa tsunami di Indonesia dan daerah lainnya
Sejak 1990 di Indonesia sedikitnya terjadi 15 kali gelombang Tsunami. Pada 19 Agustus 1997 terjadi di Sumba dengan korban 189 orang, 12 Desember 1992 di Flores dengan korban 2.100 orang dan 1994 di Banyuwangi dengan korban 209 orang, sepanjang sejarah gempa Tsunami terbesar adalah pada tahun 1883 yang ditimbulkan meletusnya Gunung Krakatau dengan korban jiwa 36.000 orang meninggal.
Penyebab terjadinya tsunami
Skema terjadinya tsunami
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan kesetimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua.
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.
Syarat terjadinya tsunami akibat gempa
Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 - 30 km)
Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter
Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun
Baca Selengkapnya...
Tinggi gelombang Tsunami disumbernya kurang dari 1 meter. Tapi pada saat menghempas ke pantai tinggi gelombang ini bisa lebih dari 5 meter. Tsunami yang terjadi di Indonesia berkisar antara 1,5 - 4,5 skala Imamura, dengan tinggi gelombang Tsunami maksimum yang mencapai pantai berkisar antara 4-24 meter dan jangkauan gelombang ke daratan berkisar antara 50 sampai 200 meter dari garis pantai.
Arti dari "TSUNAMI"
Para ilmuwan umumnya mengartikan tsunami dengan "gelombang pasang" (tidal wave) atau dikenal juga dengan sebutan "seismic sea waves" (gelombang laut karena gempa). Kedua sebutan tersebut benar, akan tetapi jika dilihat dari asal bahasanya, bahasa Jepang, "tsunami" mempunyai dua suku kata, "tsu", artinya "pelabuhan" (harbor), "nami" berarti "gelombang".
Apa saja yang menyebabkan gelombang tsunami
Gempa merupakan salah satu penyebab utama terjadinya gelombang tsunami. Gempa ini biasanya terjadi karena adanya pergeseran lempeng yang terdapat di dasar laut. Gempa tersebut disebut juga dengan gempa bumi. Selain itu, penyebab lainnya adalah meletusnya gunung berapi yang menyebabkan pergerakan air di laut/perairan sekitarnya menjadi sangat tinggi.
Peristiwa tsunami di Indonesia dan daerah lainnya
Sejak 1990 di Indonesia sedikitnya terjadi 15 kali gelombang Tsunami. Pada 19 Agustus 1997 terjadi di Sumba dengan korban 189 orang, 12 Desember 1992 di Flores dengan korban 2.100 orang dan 1994 di Banyuwangi dengan korban 209 orang, sepanjang sejarah gempa Tsunami terbesar adalah pada tahun 1883 yang ditimbulkan meletusnya Gunung Krakatau dengan korban jiwa 36.000 orang meninggal.
Penyebab terjadinya tsunami
Skema terjadinya tsunami
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan kesetimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua.
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.
Syarat terjadinya tsunami akibat gempa
Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 - 30 km)
Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter
Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun
Subscribe to:
Posts (Atom)